Ali bin Abu Thalib: Nasihat Ketakwaan dan Kehidupan Zuhud untuk Menghadapi Godaan Dunia
Rabu, 19-11-2025 - 15:20:49 WIB
Riau12.com-Di tengah derasnya arus kehidupan dunia yang penuh godaan dan ujian batin, sosok Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu hadir sebagai teladan dengan nasihat-nasihat yang menuntun umat menuju ketakwaan sejati. Kata-kata Imam Ali yang jernih dan teguh menjadi pengingat penting agar manusia senantiasa merenung, mengenali kelemahan diri, dan menempuh jalan zuhud sebagai bekal akhirat.
Ali bin Abu Thalib menegaskan, “Hendaklah kalian selalu bertakwa kepada Allah SWT dengan ketakwaannya seorang yang berakal dan yang hatinya senantiasa sibuk berpikir. Bertakwalah seperti ketakwaan orang yang jika mendengar kebenaran ia menundukkan kepala, jika berbuat kesalahan ia mengaku, jika merasa takut karena belum berbuat kebajikan ia segera berbuat, dan jika telah sadar ia segera bertaubat lalu mengikuti teladan yang baik.”
Menurutnya, hidup zuhud memiliki makna yang mendalam. Kegigihan menahan diri dari hal-hal duniawi bukan berarti menolak kehidupan, melainkan menumbuhkan rasa syukur, kebersihan hati, dan ketenangan jiwa. “Kezuhudan membuat orang tidak bercita-cita muluk, membuat orang bersyukur jika memperoleh nikmat dan membuat orang bersih dari hal-hal yang haram,” ujar Ali.
Imam Ali juga mengingatkan tentang makna amal dan perhitungan kehidupan. “Hari ini yang ada hanyalah amal, tidak ada perhitungan dan hari esok yang ada hanyalah perhitungan, tidak ada amal.” Pesan ini menekankan pentingnya amal yang nyata, bukan sekadar niat atau teori.
Lebih jauh, Ali bin Abu Thalib mencontohkan hidup zuhud melalui keteladanan para nabi. “Alangkah bahagianya orang-orang yang hidup zuhud di dunia dengan harapan memperoleh kebajikan di akhirat. Mereka itu adalah orang-orang yang menjadikan bumi ini sebagai hamparan, menjadikan tanahnya sebagai alas tidur, menjadikan airnya sebagai minuman terbaik, menjadikan Alquran sebagai syi’ar, menjadikan doa sebagai selimut dan hidup zuhud seperti yang dilakukan oleh Nabi Isa Alaihissalam.”
Ilmu tanpa amal pun diingatkan sebagai kesia-siaan. “Dapat terjadi seorang berilmu mati terbunuh oleh kebodohannya, karena ilmunya tidak bermanfaat bagi dirinya (tidak diamalkan).” Ali juga menekankan bahaya mencintai dunia secara berlebihan, yang secara otomatis membuat seseorang jauh dari akhirat. “Orang yang terlampau mencintai keduniaan dan memuja-mujanya sama dengan orang yang sangat membenci akhirat dan menentangnya. Antara dua hal itu ibarat jarak antara Timur dan Barat, makin dekat kepada yang satu berarti makin jauh dari yang lain. Ketakwaan kepada Allah adalah kunci kebenaran dan simpanan bekal untuk dibawa mati.”
Nasihat-nasihat Imam Ali bin Abu Thalib Radhiyallahu anhu ini dikutip dari buku Imamul Muhtadin karya HMH Al-Hamid Al-Husaini. Bagi setiap Muslim, pesan tersebut bukan sekadar petuah moral, tetapi panduan hidup yang meneguhkan hati agar tetap bersih dan teguh menghadapi arus kehidupan duniawi yang cepat berubah.
Komentar Anda :