Rasulullah SAW dan Sahabat Jadi Pelopor Perbuatan Baik, Wujudkan Manfaat Bagi Masyarakat
  Jumat, 31-10-2025 - 13:45:24 WIB
 
  
  
    
      
Riau12.com-Memelopori kebaikan adalah keutamaan bagi seorang Muslim. Islam mendorong umatnya untuk berlomba-lomba dalam perbuatan baik, bahkan menjadi yang pertama dalam melakukannya. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, “Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu” (QS al-Baqarah: 148).
Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya kepeloporan dalam hadisnya, “Barangsiapa melakukan perbuatan baik dalam Islam, maka dia mendapat pahala perbuatannya dan pahala orang yang ikut melakukannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang melakukan perbuatan buruk dalam Islam, maka dia akan mendapatkan dosa dari perbuatannya dan dosa orang yang ikut melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun” (HR Muslim).
Hadis ini dicontohkan ketika Nabi SAW melihat seorang lelaki Anshar bersusah payah membawa bungkusan berat untuk disedekahkan kepada orang-orang Bani Mudlar yang datang ke Madinah dalam kondisi memprihatinkan. Tindakan lelaki itu kemudian diikuti warga Madinah lainnya, sehingga terkumpul satu tumpuk makanan dan pakaian. Dari kisah ini, terlihat bahwa kepeloporan kebaikan memiliki efek yang luas, tidak hanya membawa pahala bagi pelaku, tetapi juga bagi mereka yang meneladani perbuatannya.
Kepeloporan tidak terbatas pada sedekah atau harta, tetapi mencakup semua perbuatan baik. Seorang Muslim dianjurkan mempelopori perbuatan baik, baik berupa sunnah Rasul yang mulai ditinggalkan umat, maupun inovasi baru selama tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Keikhlasan menjadi fondasi utama kepeloporan, yang selalu dimulai dari diri sendiri.
Rasulullah SAW dan para sahabat adalah teladan utama dalam kepeloporan. Banyak sunnah hasanah yang ada hingga kini berawal dari mereka. Contohnya, Umar bin Khattab sebagai khalifah, kerap mengajak keluarganya hidup sederhana dan menekankan pentingnya memberi contoh bagi masyarakat. Ia memperingatkan keluarganya bahwa perilaku mereka akan menjadi acuan bagi masyarakat: “Jika kalian terjerumus, mereka pun akan terjerumus; jika kalian takut, mereka pun akan takut.” Umar bahkan menekankan konsekuensi tegas bagi anggota keluarga yang melanggar larangan demi menjaga keteladanan bagi umat.
Dengan demikian, memelopori kebaikan bukan hanya membawa pahala pribadi, tetapi juga menggerakkan masyarakat untuk mengikuti perbuatan baik. Seorang Muslim yang sadar akan tanggung jawab ini akan menjadi agen perubahan yang memberi manfaat luas, baik dunia maupun akhirat.
	
    
    
	
	
Komentar Anda :