Qanaah, Sifat Mulia yang Menyelamatkan dari Keserakahan dan Menumbuhkan Hidup Penuh Syukur
Riau12.com-Pekanbaru – Qanaah, atau kelapangan hati, menjadi salah satu konsep penting dalam Islam yang menekankan sikap rela menerima segala pemberian dan ketentuan Allah SWT. Hal ini terkait langsung dengan ayat Alquran surah An-Nahl ayat 97:
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
Menurut Imam al-Qusyairi, istilah *hayaatan thayyibah* dalam ayat ini dapat dimaknai sebagai sikap qanaah. Sifat ini berlawanan dengan keserakahan, di mana seseorang tidak pernah merasa puas dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, “Qanaah adalah harta yang tidak pernah habis dan simpanan yang tidak pernah berkurang” (HR Thabrani).
Qanaah berarti menerima dan merasa cukup atas hasil yang diperoleh, menjauhkan diri dari rasa tidak puas, serta menyadari bahwa semua yang dimiliki adalah kehendak Allah SWT. Dalam kehidupan sehari-hari, ketidakpuasan sering muncul terhadap pekerjaan, pasangan, rumah, atau kondisi masyarakat. Sifat ini membuat manusia terus membayangkan kesempurnaan yang tidak mungkin tercapai.
Saad bin Abi Waqqas radhiyallahu 'anhu menasihati, “Wahai anakku, jika kamu mencari harta, carilah dengan qanaah, karena itu adalah harta yang tidak dapat habis, dan waspadalah terhadap keserakahan, karena itu adalah kemiskinan yang tidak bertepi. Janganlah berputus asa, karena jika kamu tidak pernah berputus asa terhadap apa pun kecuali Allah, Dia akan memperkaya kamu darinya.”
Hilangnya sifat qanaah berdampak pada ketegangan rumah tangga dan kehidupan sosial. Tekanan ekonomi dan gaya hidup konsumtif yang dipertontonkan di dunia nyata maupun maya sering menjadi pemicu konflik. Qanaah menjadi penyelamat, menumbuhkan rasa syukur, optimisme, dan ketenangan.
Nabi SAW mengajarkan bahwa qanaah sangat sederhana. Beliau bersabda, “Barang siapa di antara kalian mendapatkan rasa aman di rumahnya, diberikan kesehatan badan, dan memiliki makanan pokok pada hari itu di rumahnya, maka seakan-akan dunia telah terkumpul pada dirinya” (HR Tirmidzi).
Selain itu, seseorang hanya memperoleh apa yang telah ditentukan Allah SWT. Tidak ada satu pun jiwa yang mati sebelum menyelesaikan apa yang telah ditakdirkan baginya. Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah dalam mencari rezeki, karena tidak akan ada jiwa yang mati sebelum ia mendapat rezekinya, meskipun tertunda. Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah mencari rezeki, ambillah yang halal, dan tinggalkan yang haram” (HR Ibnu Majah).
Sikap qanaah menjadi kunci untuk hidup tenang, menumbuhkan rasa syukur, dan menjaga kesejahteraan jiwa di tengah tantangan dunia yang penuh godaan konsumtif. Dengan qanaah, manusia mampu menghargai nikmat yang ada dan menjadikan dunia sebagai tempat perjalanan menuju akhirat yang abadi.
Komentar Anda :