www.riau12.com
Kamis, 16-Oktober-2025 | Jam Digital
11:08 WIB - Tower Mikrosel di Pekanbaru Diminta Dibongkar Mandiri, Sebelum Ditertibkan Pemko | 11:00 WIB - Kejari Kampar Geledah Lima Lokasi Terkait Dugaan Penyelewengan KUR Rp72 Miliar | 10:53 WIB - Presiden Prabowo Izinkan Ekspatriat Pimpin BUMN, Fokus Standar Internasional | 10:51 WIB - Misi Perdamaian Gaza, TNI Koordinasi Lintas Kementerian untuk PBB | 10:48 WIB - Musda Golkar Riau 2025 Digelar 19 Oktober, Ketua Umum DPP Buka Langsung | 10:31 WIB - Pemkab Kampar dan BBKSDA Dorong Wisata Konservasi BRBB yang Berkelanjutan
 
Wanita Syurga Bidadari Dunia
Jumat, 16-10-2015 - 15:10:14 WIB
Ilustarsi
TERKAIT:
   
 

RIAU12.COM-Sudah lebih dari dua minggu ini aku menjalani hari-hariku dengan mengidap sakit. Sakit yang cukup membuatku kadang hanya terkurai lemah seharian di kamar asramaku. Jika sudah demikian, yang ada di fikiranku adalah tentang kematian.

Umur hanya Allah yang tau bukan? Untuk menghadap-Nya, kita tidak harus menunggu tua. Untuk menghadap-Nya, tidak akan ada kata 'menunggu shalih' baru kemudian kita meninggal dengan baik.

Yang aku pikirkan adalah, jika suatu ketika, di beberapa detik kemudian aku tak bisa bangun lagi. Ketika nanti, kening ini takkan lagi bisa menikmati nikmatnya bersujud di hadapan-Nya. ketika nanti, lisan ini tak basah lagi untuk menyebut nama-Nya. ketika nanti, kedua mata ini tak bisa lagi melihat ayat-ayat-Nya.

Dari dulu, yang selalu kukhawatirkan adalah akhir dari hidupku nanti. Apakah akan akhir yang baik, atau sebaliknya. Betapa berdebarnya jantung ini saat sakit menghampiri. Aku khawatir ketika kesempatan hidup yang aku miliki tak akan bisa kudapatkan lagi. Aku lebih khawatir jika aku akan pergi lebih dulu, meninggalkan kedua orangtuaku. Dan aku lebih khawatir jika aku mati nanti, amal-amalku tidak cukup untuk menghadap-Nya, sedangkan dosa-dosaku yang begitu menggunung di hadapan Allah dan makhluk-Nya ini masih menumpuk begitu banyak.

Aku punya sedikit cerita.

Pagi tadi, selepas kajian ba'da shubuh di masjid pondok, aku mendengar sebuah kabar duka yang berhembus dari saudara seperjuanganku di pondok. Ia adalah santri akhwat dari program yang sama denganku di pesanren ini.

Awalnya aku merasa biasa saja saat membacakan Al Fatihah untuknya pagi itu. Semuanya terasa wajar. Ajal memang akan selalu menemui pemiliknya. Kataku detik itu.

Hari itu aku jalani dengan biasa saja seolah tanpa ada apapun. Aku hanya fokus memikirkan keadaanku yang kian melemah dari hari ke hari. Hasil cek up sore tadi cuku membuatku bertafakkur berkali-kali. Nasihat yang dokter berikan saat itu cukup membuat mata ini menumpahkan isinya.

Hari beranjak sore. Kulihat matahari muncul kembali dengan kemuning senjanya setelah satu jam tadi hujan mengguyur bumi. Alhamdulillah.

Oh iya. Ini adalah hari jum'at.

Waktu maghrib pun segera tiba. Seperti biasa aku dan serombongan sahabat seperjuanganku di asrama bergegas berangkat menuju masjid pondok. Aku masih merasakan sesuatu yang biasa saja saat itu selain rasa sakit yang mendera tubuhku.

Barulah setelah shalat isya, saat aku masih duduk di shaf shalatku, Allah mengingatkanku. Mendadak diri ini merasakan sesuatu yang lain. Sedikitpun aku tak mampu menjelaskannya.

Kulihat Aa (panggilan akrab KH Abdullah Gymnastiar) mengambil mikrofon yang ada di depannya. Kudngar suara beliau,
"... mohon doanya untuk saudari kita, santri dari Program Pesantren Mahasiswa (kemudian beliau menyebutkan namanya) meninggal pagi tadi sekitar pukul enam. Beliau adalah santri yang rajin membantu keluarga Aa....(..)" aku tak mengingatnya secara utuh karena tubuhku mendadak terasa berat. Kepala ini kembali pening dan kurasakan dingin menyelimutiku meski telah berlapiskan jaket tebal.

Kutengadahkan kedua tanganku, beberapa detik kemudian. Sebisanya kudoakan saudari seimanku itu. Entah mengapa, tiba-tiba cairan hangat itu menitik di atas sajadah. Perasaan itu semakin berkecamuk di dada.

Aku merasa kehilangan (sebagai saudara seiman), meski aku sama sekali tidak mengenalnya sedikitpun. Sosoknya saja aku tak tau yang mana.

Mungkin ini yang disebut dengan ukhuwah fillah. Perasaan saling memiliki yang luar biasa kuat antar saudara seiman, saling menyayangi, saling mencintai karena Allah, Dzat yang telah menautkan hati-hati kaum mukminin dalam ke-Esa-an tauhid-Nya.

Sudah lewat tengah malam. Aku masih terjaga. Ada sesuatu yang melanda fikiranku dengan hebat. Hati ini begitu gelisah.

Beberapa jam yang lalu, aku tidak masuk kelas pesantren karena kodisiku semakin memburuk. Aku terpaksa ambruk di atas pembaringan, lagi.
Padahal, seharusnya aku duduk di sana, bersama keluarga besar PPM Daarut Tauhiid untuk mendoakan bersama-sama saudari seperjuangan kita di pondok ini.

Namun apa daya, aku hanya mampu mendoakannya setelah isya tadi. Itu pun hanya seberapa. Hanya sebatas mendoakan agar ia diterima di sisi-Nya, diterima segala amal shalihnya, dilapangkan kuburnya, dan dijadikan wanita istimewa di surga-Nya, menjadi bidadari suci bermata jelita. Itu saja.

Agak naif memang. Aku seorang lelaki, namun begitu mudah menitikkan rintik yang aku pun tak tau pasti apa alasannya, seperti tadi. Rapuh. Lapuk. Mungkin itu sebutannya.

Detik waktu semakin meninggalkanku dalam keheningan. Pukul sebelas seperempat. Kubuka laptopku. Lantas aku mulai mengetikkan barisan aksara yang sedari tadi menari di hadapanku.

Tepat pukul duabelas. Malam. Aku menghentikan aktivitas menulisku. Hanya mendapat dua buah tulisan yang kukarang sendiri isinya. meskipun ngawur, tak jelas. Tidak sebagus tulisan Kurniawan Gunadi, Tere Liye, atau penulis hebat lainnya. Aku masih terlalu jauh tertinggal di ujung paling belakang yang paling ujung.

Sebagai penutup aktivitas menulisku malam itu, aku berniat kembali mambaca-baca tulisanku di catatan Facebookku yang sudah lama tidak kubuka.

Namun.

Aku menemukan banyak sekali tulisan di beranda facebook yang begitu berat isinya. yang didalamnya berisikan rasa sayang yang begitu tulus, yang memancar dari hati seorang muslim untuk saudaranya. Aku menitikkan air mata ketika membacanya. Lagi.

Beruntung, lampu kamar sudah dimatikan sedari tadi. Dan sahabat-sahabat sekamarku pun sudah terlelap dalam tidurnya sehingga suara isakku tak terdengar. Mungkin.

Akan kubacakan untukmu, tentang apa yang kubaca malam itu,

Tulisan pertama:
Meski kau pergi dipanggil-Nya lebih dulu dari kami, Adalah suatu kebahagiaan dan hal yang patut kusyukuri karena Allah takdirkan aku mengenalmu. Sungguh, segala kebaikanmu adalah hal yang patut ditiru. tiada yang lebih mencintaimu selain Dia Pemilik Sejatimu.

Terima kasih telah menjadi sahabat sekaligus adik yang luar biasa untukku dan untuk mereka. semoga Allah mempertemukan kita kembali, di JannahNya.
salam rindu dariku.
Aam Amelia


Tulisan kedua:
Innalillahi wa inna illaihi raaji'un
Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa'afihaa wa'fu'anhaa
Ini saudara saya di PPM, namanya Septia Atikah.
Orangnya ramah, suka menolong, baiiiikkkkk banggeett.. Kadang suka cerita2 sama beliau..

Inget waktu lagi sakit dan saya jenguk ke asrama, pegang tangannya erat, seakan kita akan berpisah lama..
Ternyata benar, itu genggaman terakhir kita...
Semoga kita bisa berpegangan lagi ya de, di jannah-Nya.. Aamiin

Beliau wafat hari jum'at, hari agungnya umat Islam..
Beliau wafat dalam keadaan menuntut ilmu..
Beliau wafat syari�atnya karena sakit kelenjar getah bening dan usus buntu, sakit yg menggugurkan dosa2nya sebelum beliau dipanggil Allah..
Beliau dipanggil saat usia 19th, lebih muda dari saya.. Kematian memang tidak mengenal usia..
Banyak pelajaran yang saya dapat dari Septi..
Semoga Allah tempatkan beliau di sisi-Nya, dijadikan bidadari surga, dan dijadikan barzahnya berupa taman-taman surga.. Aamiin

Tulisan ketiga:
innalillahi wainna ilaihi rooji'uun�
teman seperjuanganku di pesantren.. teman seperjuanganku menggapai ridho Alloh.. kini kamu telah mendahuluiku menemui-Nya, menghadapNya.
insya Alloh Khusnul Khatimah meninggalkan dunia ini di hari Jumat..
ya Allah, jauhkan dia dari siksa kubur-Mu, dan berikan ia tempat paling baik di sisi-Mu. Aamiin

selamat jalan Septia Atikah, suatu saat aku pasti menyusulmu. aku selalu menunggu hari itu.. selalu..(islampos)



 
Berita Lainnya :
  • Wanita Syurga Bidadari Dunia
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved