www.riau12.com
Kamis, 16-Oktober-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Rp50 Miliar untuk Infrastruktur: Pemkab Rohil Fokus Perkuat Akses Antarwilayah Tahun 2025 | 15:45 WIB - Polresta Pekanbaru Tetapkan FAS Tersangka Dugaan Persetubuhan dan Pelanggaran UU ITE | 15:36 WIB - Pajak BBM Riau Kalah dengan Kaltim, DPRD Tekan Pemerintah Segera Tindaklanjuti | 15:29 WIB - Digital Hoarding: Kebiasaan Menimbun Data yang Bisa Ganggu Produktivitas dan Kesehatan Mental | 15:16 WIB - DPRD Kuansing Sebut Keterlambatan SPMT Bentuk Pembangkangan Pemkab Terhadap Pusat | 15:02 WIB - Pembentukan Satgas Pengawasan RoRo Bengkalis Menuai Pro dan Kontra
 
Perusahaan Besar Tak Mungkin Bakar Lahan?
Selasa, 08-09-2015 - 16:15:55 WIB
Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Al Azhar
TERKAIT:
   
 

PEKANBARU, Riau12.com-Perusahaan perusahaan besar, semisal PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) tidak mungkin melakukan pembakar lahan, penyebab kabut asap. Karena biasanya perusahaan perusahaan besar ini taat pada aturan.

"Kalau perusahaan Pak Djarot (Djarot Handoko, Manager Corporate Communications RAPP, Red) dia takut pada aturan aturan. Tetapi orang orang yang datang yang hanya punya satu atau satu setengah atau dua hektare lahan, dia tak peduli pada aturan aturan itu dan barangkali tidak sampai aturan aturan itu kepada mereka," kata Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Al Azhar saat menjadi pembicara seminar dan deklarasi "Riau Merdeka Asap" di aula Puswil Soemas Hs, Selasa (8/9).

Ditambahkannya, kabut asap yang melanda tidak lepas dari tekanan populasi di Riau sekarang ini. Masalah migrasi, selama ini budaya orang Melayu bersikap welcome terhadap pendatang.

"Riau ini memiliki kebudayaan wellcome terhadap migrasi. Ramah terhadap siapa saja. Tapi migrasi yang masuk ke Riau dan memanfaatkan lahan lahan itu pada umum tenaga kerja uneducated atau tidak terdidik. Sehingga pepatah Melayu bentuk apapun terkait kearifan lokal yang diberitahukan ke mereka, itu takkan masuk," kata Al Azhar lagi.

Menurut Ketua LAM Riau, para migran ini datang kemari dengan investasi yang tidak tanggung tanggung. Anatomi migrasi ekonominya, mereka menjual rumah dan aset aset nya yang ada di kampung halamannya.

"Kemudian dengan membawa aset aset itu, mereka berjanji pada diri mereka sendiri bahwa lima atau enam tahun kemudian saya sudah harus keluar dari lumpur keadaan sekarang, dan berubah menjadi orang yang tergolong ke dalam sejahtera. Ini lah yang kemudian mendekati masyarakat kita di kampung kampung," ucapnya.

Terlepas soal itu, selain Al Azhar hadir sebagai pembicara lain yakni, Kabid BLH, Martin, Kabid BPBD, Jim Gafur, dosen UIN Elfiriyadi, Staf Khusus Kementerian LHK Ahmad Isroil, Manager Corporate Communications RAPP, Djarot Handoko dan moderator, Ketua SPS Riau DR Syafriadi SH, MH.(r12/rtc)



 
Berita Lainnya :
  • Perusahaan Besar Tak Mungkin Bakar Lahan?
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved