Menurut Gubri, Universitas Islam Riau (UIR) telah berkontribusi besar dalam menyebarkan nilai-nilai keilmuan, keislaman, dan kebangsaan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, ia menilai keberadaan alumni UIR sangat strategis dalam mendukung agenda transformasi sosial dan pembangunan daerah.

“Organisasi alumni seperti IKA UIR memiliki potensi besar. Mereka adalah agen perubahan yang mengemban nilai-nilai keilmuan, keislaman, dan kebangsaan dalam setiap pengabdiannya,” ujar Abdul Wahid.

Ia menekankan bahwa pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Diperlukan sinergi lintas sektor, termasuk dari komunitas intelektual seperti alumni perguruan tinggi.

“Kemajuan Riau tidak bisa dicapai hanya oleh pemerintah. Saya mengajak seluruh alumni UIR untuk menjadi mitra strategis, menyumbangkan pemikiran, gagasan, dan aksi nyata dalam membangun daerah,” jelasnya.

Lebih lanjut, Abdul Wahid mengajak alumni untuk membuka ruang kolaborasi dan inovasi dalam menyikapi berbagai persoalan sosial. Ia berharap alumni UIR dapat menjadi pelopor transformasi sosial sekaligus penjaga nilai-nilai kepemimpinan yang berpihak pada kepentingan rakyat.

Gubernur juga menyoroti ketimpangan antara kekayaan sumber daya alam (SDA) Riau dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang belum seimbang. Menurutnya, keberadaan akademisi dan alumni menjadi sangat penting dalam mendorong kajian strategis yang bisa menjadi pijakan bagi kebijakan pemerintah.

“Kita kaya akan sumber daya alam, namun belum sepenuhnya dirasakan manfaatnya oleh rakyat. Karena itu, keterlibatan perguruan tinggi dalam melakukan kajian, riset, dan memberi masukan kepada pemerintah sangat kami butuhkan,” tegasnya.

Ia menutup sambutan dengan harapan agar kolaborasi antara pemerintah dan kalangan akademisi, khususnya alumni UIR, bisa menjadi pendorong kemajuan Provinsi Riau secara lebih merata dan berkeadilan, seperti yang dilansir dari mcr.(***)

Sumber: Halloriau