McDonald’s Tarik Iklan Natal Berbasis AI Setelah Dikecam Publik, Disebut Tampilkan Suasana Gelap dan Tidak Manusiawi
Jumat, 12-12-2025 - 10:49:15 WIB
Riau12.com-McDonald’s kembali menjadi perbincangan global setelah merilis iklan Natal yang seluruh visualnya dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan generatif. Alih-alih menampilkan kehangatan liburan, iklan tersebut menggambarkan suasana yang gelap, melelahkan, dan penuh tekanan. Tak lama setelah menuai kritik tajam, pihak McDonald’s memutuskan menarik iklan itu dan menyebut kasus tersebut sebagai pembelajaran penting.
Dalam iklan yang sempat beredar, Natal digambarkan sebagai masa yang penuh stres, emosi negatif, dan kehampaan. Di tengah situasi muram itu, McDonald’s mencoba menyisipkan pesan bahwa makanan cepat saji bisa menjadi pelarian sebelum semuanya terasa semakin buruk. Pendekatan inilah yang memicu reaksi keras dari publik.
Kritik semakin meluas setelah terungkap bahwa seluruh visual dalam iklan tersebut dihasilkan oleh AI. Theodore McKenzie dari 80 Level bahkan menyebutnya sebagai salah satu iklan terburuk tahun ini, menilai tampilannya aneh, tidak natural, dan memberikan kesan sinis terhadap suasana Natal.
Di media sosial, kecaman datang dari berbagai negara. Banyak pengguna menilai iklan itu tidak hanya suram, tetapi juga menunjukkan bagaimana teknologi digunakan tanpa mempertimbangkan nilai emosional yang seharusnya hadir dalam kampanye Natal. Besarnya gelombang protes membuat pernyataan pembelaan dari Melanie Bridge, CEO The Sweetshop selaku penyedia layanan kreatif iklan tersebut, akhirnya tidak lagi tersedia secara publik.
Dalam pernyataan yang sebelumnya sempat beredar, Bridge menceritakan proses produksi yang berlangsung hampir tanpa tidur selama tujuh minggu. Ia menegaskan bahwa kreativitas manusia tetap terlibat dalam proyek itu, meskipun visualnya dihasilkan oleh mesin. Menurutnya, iklan tersebut adalah hasil perpaduan antara niat kreatif, teknologi, dan kerja keras, bukan sekadar trik kecerdasan buatan.
Namun bagi banyak orang, pernyataan itu justru memperkuat kekhawatiran bahwa industri periklanan semakin bergantung pada AI untuk membuat konten yang terasa kurang hidup dan menghilangkan unsur manusiawi yang seharusnya menjadi inti dari sebuah cerita, terutama pada momen emosional seperti Natal.
Meski McDonald’s Belanda menyebut penarikan iklan ini sebagai sebuah pembelajaran, publik masih ragu apakah perusahaan besar benar-benar akan meninggalkan pendekatan serupa. Banyak pihak meyakini bahwa eksperimen penggunaan AI dalam industri kreatif akan terus berlanjut, sekalipun hasilnya tidak selalu disukai masyarakat.
Komentar Anda :