Gelombang Penolakan terhadap Israel di Dunia Sepak Bola Eropa Menguat, Irlandia Jadi Pelopor Desakan ke UEFA
Senin, 10-11-2025 - 10:20:48 WIB
Riau12.com-PEKANBARU – Dunia olahraga Eropa tengah bergolak. Gelombang penolakan terhadap keikutsertaan atlet dan klub Israel dalam kompetisi sepak bola Benua Biru semakin menguat, dipicu oleh langkah berani Irlandia yang menyerukan tindakan moral terhadap Israel di arena olahraga.
Asosiasi Sepak Bola Irlandia (FAI) baru-baru ini menjadi yang pertama di Eropa secara terbuka mengusulkan agar UEFA menangguhkan keanggotaan asosiasi sepak bola Israel dan melarang klub-klubnya tampil di kompetisi Eropa.
Usulan tersebut didasari tuduhan pelanggaran hak asasi manusia serta kegagalan Israel memenuhi prinsip antirasisme dan sportivitas sebagaimana diatur dalam statuta UEFA.
“Olahraga tidak boleh menjadi alat pencitraan bagi negara yang menindas rakyat lain,” demikian pernyataan moral yang disuarakan FAI dan sejumlah klub di Irlandia seperti Bohemian FC, dikutip dari Canary, Senin (10/11/2025).
Langkah Irlandia itu dianggap sebagai titik balik penting di tengah meningkatnya kecaman dunia terhadap serangan brutal Israel di Jalur Gaza. Gelombang solidaritas terhadap Palestina kini menjalar ke dunia olahraga, memperlihatkan bahwa lapangan hijau pun menjadi ruang perjuangan kemanusiaan.
Sebelumnya, penolakan terhadap keikutsertaan atlet Israel juga muncul di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang sempat menolak memberikan visa bagi perwakilan Israel dalam ajang Gymnastics World Championships 2025 di Jakarta.
Di Eropa, momentum perlawanan semakin menguat ketika otoritas Inggris melarang pendukung klub Israel, Maccabi Tel Aviv, hadir dalam laga Liga Europa melawan Aston Villa. Meski alasan resminya disebut demi keamanan, banyak pihak menilai keputusan tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap normalisasi olahraga dengan negara yang dituding melakukan kejahatan perang.
Tak hanya itu, di berbagai kota besar seperti London, Amsterdam, dan Glasgow, ribuan suporter turun ke jalan membawa slogan “No Football for Genocide.” Pendukung klub ternama seperti Celtic dan Ajax bahkan mengibarkan bendera Palestina di dalam stadion, meski terancam sanksi dari federasi lokal.
Tekanan terhadap UEFA dan FIFA kini makin besar. Banyak pihak menuding kedua lembaga itu menerapkan standar ganda — cepat menghukum Rusia atas invasi ke Ukraina, tetapi diam terhadap agresi Israel di Gaza yang telah menelan ribuan korban sipil.
“Inisiatif Irlandia untuk menuntut pemungutan suara resmi guna menangguhkan Israel telah memicu efek domino. Beberapa federasi lain di Eropa disebut sedang mempertimbangkan langkah serupa,” tulis Canary.
Di internal UEFA sendiri, perdebatan mulai mencuat terkait penerapan aturan terhadap negara yang terlibat dalam pendudukan wilayah lain. Desakan dari kelompok hak asasi manusia dan media independen pun terus menguat, menuntut UEFA agar tidak lagi bersikap netral terhadap ketidakadilan.
Bagi banyak pihak, langkah Irlandia menjadi simbol keberanian moral baru di dunia olahraga Eropa. Mereka menilai, keadilan bisa dimulai dari mana saja — bahkan dari lapangan sepak bola.
“Irlandia telah membuka babak baru dalam sejarah olahraga Eropa, di mana diam bukan lagi pilihan ketika kemanusiaan dipertaruhkan,” tulis Canary dalam analisisnya.
Komentar Anda :