Trump menyebut Chicago sebagai kota berikutnya yang kemungkinan akan ditempatkan pasukan, setelah sebelumnya Washington DC menjadi lokasi pengerahan Garda Nasional.

“Selanjutnya harus Chicago, karena seperti yang kalian tahu, kota itu sudah seperti ladang pembantaian. Tapi mereka tidak mau mengakuinya,” kata Trump, dikutip dari Associated Press.

Dalam kesempatan itu, Trump juga membantah tudingan bahwa dirinya bersikap otoriter. “Banyak orang bilang saya diktator. Tidak, saya bukan diktator. Saya orang yang menggunakan akal sehat,” ujarnya.

Melalui perintah eksekutif ini, Hegseth diminta memastikan setiap Garda Nasional di negara bagian memiliki sumber daya, pelatihan, organisasi, dan kesiapan untuk mendukung aparat penegak hukum federal maupun lokal jika terjadi kerusuhan atau gangguan keamanan.

Selain itu, perintah tersebut juga menekankan pembentukan “pasukan reaksi cepat” dari anggota Garda Nasional terlatih di tiap negara bagian, yang bisa segera dimobilisasi bila dibutuhkan.

Namun, kebijakan ini menimbulkan pertanyaan soal penerapan di lapangan. Pasalnya, saat ini Garda Nasional sudah memiliki unit reaksi cepat di setiap negara bagian, teritori, dan Washington DC. Unit itu biasanya berada di bawah kendali gubernur. Hingga kini belum ada kejelasan apakah pemerintah federal dapat mengerahkan unit tersebut tanpa persetujuan gubernur.