Terungkap, Sebelum Tragedi Ternyata Pesawat Jeju Air Terbang Tanpa Henti dengan Perawatan yang Minim
Rabu, 01-01-2025 - 09:23:04 WIB
SEOUL-Riau12.com– Terungkap, ternyata pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan dan menewaskan 179 orang itu terbang tanpa henti dan perawatan yang minim. Penerbangan Jeju Air 2216, yang jatuh dalam tragedi bencana tersebut, menyelesaikan pemeliharaan pra keberangkatan hanya dalam waktu 28 menit, waktu minimum yang diwajibkan Pemerintah Korea Selatan
untuk pesawat B737.
Jadwal perawatan pesawat yang sempit, telah menimbulkan kekhawatiran apakah maskapai berbiaya rendah ini memprioritaskan efisiensi operasional daripada keselamatan. Pesawat Jeju Air 2216 menjalani jadwal perjalanan yang padat sehari sebelum kecelakaan, menghubungkan empat kota internasional tanpa waktu henti yang signifikan.
Beberapa sumber mengatakan, pesawat naas tersebut mengoperasikan penerbangan antara Muan dan Kota Kinabalu, Nagasaki, Taipei, dan Bangkok. Dengan total delapan kali keberangkatan dalam satu hari. Menurut standar industri, pesawat membutuhkan waktu untuk perawatan, pembersihan dan pengisian bahan bakar di antara penerbangan. Namun pada 27 November, penerbangan tersebut hanya menghabiskan waktu 62 menit di Bandara Internasional Muan, sebelum berangkat ke Kota Kinabalu.
Hal tersebut menunjukkan bahwa hanya 28 hingga 30 menit yang dialokasikan untuk pemeliharaan. Seorang mekanik veteran, dengan pengalaman lebih dari satu dekade bekerja dengan pesawat B737 di maskapai berbiaya rendah membuat pernyataan.
”Waktu perawatan 28 menit, hampir tidak cukup untuk memeriksa lampu peringatan kokpit dan memeriksa eksterior secara visual, untuk mengetahui adanya kerusakan. Pada dasarnya, ini adalah pemeriksaan menyeluruh, bukan pemeriksaan terperinci,” ungkap di seperti yang dikutip dari Korea Times.
Maskapai berbiaya rendah, sering kali tidak menghabiskan waktu lebih dari batas minimum yang diamanatkan pemerintah untuk memaksimalkan keuntungan, karena setiap segmen penerbangan tambahan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan.
”Membatasi waktu persiapan menjadi sekitar satu jam, termasuk pemeliharaan, memungkinkan maskapai untuk menjalankan jadwal yang ambisius. Seperti terbang ke tiga kota di Asia Tenggara, dan satu kota di Jepang dalam satu hari,” ungkap seorang mekanik lain, yang bekerja untuk maskapai berbiaya rendah.(***)
Sumber: Riaupos
Komentar Anda :