Serangan HIMARS di Ukraina Tewaskan 60 Tentara Rusia yang Berkumpul di Lapangan Terbuka
Kamis, 22-02-2024 - 13:19:11 WIB
Riau12.com--Jakarta - Serangan HIMARS di Ukraina dilaporkan menewaskan setidaknya 60 tentara Rusia yang berkumpul secara massal di lapangan terbuka. HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) adalah sistem rudal jarak jauh yang dikirimkan oleh Amerika Serikat.
Sistem senjata yang dikirim AS adalah MLRS tipe M142 HIMARS. Ada varian yang mampu menembak sampai ratusan kilometer, tapi versi yang dikirim ke Ukraina 'hanya' bisa menembak sejauh 80 kilometer. HIMARS mudah dipindahkan dan dapat dioperasikan oleh 8 tentara. Sistem pemandu GPS membuatnya diklaim sangat akurat menembak sasaran dan daya rusaknya signifikan.
Awalnya, dikutip detikINET dari Insider, batalyon Rusia berkumpul di tempat pelatihan dekat desa Trudovske di wilayah pendudukan Ukraina timur ketika dua rudal HIMARS menyerang. Sumber yang mengetahui insiden tersebut mengatakan para prajurit berkumpul untuk menunggu kedatangan seorang komandan senior.
Alexander Osipov, penjabat Rusia yang jadi gubernur regional di sekitar Transbaikalia, mengonfirmasi serangan tersebut melalui postingan Telegram. Osipov mengidentifikasi brigade senapan bermotor ke-36 sebagai batalion yang terkena dampak, namun mengatakan informasi mengenai jumlah korban tewas dibesar-besarkan.
Rekaman video pasca serangan menunjukkan puluhan mayat di lapangan terbuka. Melalui analisis video itu, jumlah korban tewas setidaknya mencapai 60 orang. Pasukan yang selamat mengatakan dalam sebuah video bahwa komandan mereka telah memaksa mereka untuk berdiri di lapangan terbuka.
Laporan BBC menyebut orang-orang itu sedang menunggu Mayor Jenderal Oleg Moiseyev, komandan Angkatan Darat. Serangan Ukraina terjadi hanya beberapa jam sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu bertemu untuk merayakan kemenangan militer di televisi.
Ukraina belum mengomentari serangan tersebut, namun BBC melaporkan sistem peluncuran HIMARS buatan AS digunakan untuk menembakkan kedua rudal tersebut.
Ini bukan pertama kalinya Rusia dinilai gegabah. Agustus 2023, Ukraina mengatakan pihaknya melancarkan serangan HIMARS terhadap lima unit pasukan Rusia yang berkumpul di pantai yang mengakibatkan 200 korban jiwa dan menghancurkan peralatan.
"Menempatkan pasukan Anda dalam jangkauan serangan Ukraina adalah hal yang tidak bijaksana," kata Simon Miles, asisten profesor di Sekolah Kebijakan Publik Sanford Universitas Duke.
Ukraina sendiri juga pernah mengalaminya, di mana 19 tentara terbunuh oleh rudal Rusia pada upacara penghargaan terbuka di dekat garis depan, bulan November silam.
Sumber: detik.com
Komentar Anda :