Terkait Skandal Korupsi, Oposisi Malaysia Ajukan Mosi Tak Percaya Terhadap PM Najib
Sabtu, 17-10-2015 - 22:05:35 WIB
KUALA LUMPUR, Riau12.com-Anggota parlemen Malaysia dari kelompok oposisi mengajukan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Najib Razak. Pengajuan ini terkait skandal korupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB) yang menyeret PM Najib.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (17/10/2015), Hee Loy Sian yang merupakan anggota parlemen dari partai oposisi Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim, mengajukan mosi tidak percaya ini ke parlemen. PM Najib dianggap gagal menjelaskan secara transparan soal aliran dana US$ 700 juta atau setara Rp 9,4 triliun ke rekening pribadinya.
"Najib mempengaruhi citra negara ini di mata dunia dan membuat para investor kehilangan kepercayaan pada pemerintah hingga pertumbuhan ekonomi tidak stabil, dengan pasar saham merosot tajam dan ringgit mengalami depresiasi terhadap dolar AS," demikian bunyi sebagian mosi yang diajukan Hee.
Mosi tidak percaya terhadap PM Najib ini akan dibahas dan divoting pada Senin (19/10) besok. Namun kemungkinan besar, mosi ini tidak akan lolos dalam parlemen karena diketahui jumlah kursi oposisi lebih sedikit 25 kursi dari jumlah kursi koalisi partai berkuasa UMNO yang dipimpin PM Najib.
Namun demikian, mosi ini cukup memberikan tekanan tambahan bagi PM Najib yang namanya terus diseret-seret dalam skandal korupsi 1MDB. Terutama setelah laporan media pada Juli lalu, menyebut adanya aliran dana US$ 700 juta ke rekening pribadi PM Najib yang tidak jelas asalnya.
Laporan itu belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun PM Najib telah menyatakan bantahan kepada publik. Dia menegaskan tidak pernah menggunakan dana 1MDB untuk keuntungan pribadinya. Sedangkan hasil penyelidikan Komisi Antikorupsi Malaysia menyebut dana itu merupakan donasi politik dari Timur Tengah, tanpa merinci identitas donaturnya.
Selain kelompok oposisi, mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad dan beberapa tokoh senior UMNO bersama menyerukan penyelesaikan bagi skandal 1MDB. Dalam konferensi pers bersama pada 12 Oktober lalu, mereka mengecam penangkapan orang-orang yang mengkritik PM Najib. (r12/dtc)
Komentar Anda :