Riau12.com-BAGANSIAPIAPI – Jasa angkutan ojek di Panipahan, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir, lumpuh akibat kelangkaan dan mahalnya harga Pertalite serta bensin. Kondisi ini terjadi sejak beberapa hari terakhir dan berdampak langsung pada aktivitas transportasi warga di wilayah pesisir tersebut.
Warga menyebutkan, harga Pertalite dan bensin yang sebelumnya berada di kisaran Rp25.000 hingga Rp30.000 per liter kini melonjak menjadi Rp40.000 per liter. Itupun sulit diperoleh karena dijual secara terbatas dan diam-diam. Situasi ini terpantau Ahad (14/12/2025).
Selama ini, pasokan BBM ke Panipahan mengandalkan jasa along-along, sebutan bagi pengepul BBM nonresmi. BBM tersebut dibawa dari Ajamu, Sumatera Utara, serta daerah perbatasan darat lainnya yang terhubung dengan Panipahan Darat dan Desa Teluk Pulai.
Namun, musibah bencana alam dan kerusakan jalan membuat pasokan dari wilayah tersebut terhenti. Akibatnya, distribusi BBM ke Panipahan terganggu dan memicu kelangkaan.
"Sejak beberapa hari ini pasokan Pertalite dan bensin yang dibawa along-along dari Sumatera Utara terkendala. Harga naik dan kami di daerah perbatasan ini kesulitan BBM," ujar Supri (47), warga Panipahan, Ahad (14/12/2025).
Ia menjelaskan, pekerjaan along-along memiliki risiko tinggi, baik dari sisi keselamatan maupun ancaman hukum terkait Undang-Undang Perdagangan dan Migas. Kondisi ini membuat distribusi BBM semakin tidak menentu.
Panipahan dikenal sebagai kota di atas pantai dengan jalan pelataran yang menyerupai jembatan, sehingga kerap disebut kota terapung. Transportasi utama warga mengandalkan kendaraan roda dua, sepeda, serta jasa angkutan biar atau kendaraan roda tiga untuk mobilitas lokal.
Terhentinya suplai BBM membuat warga terancam berjalan kaki dari Pelabuhan Syahbandar Panipahan setibanya dari Bagansiapiapi maupun Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara. Distribusi barang ke toko dan pembeli juga ikut terganggu.
Pantauan Ahad (14/12/2025), sebagian besar penarik ojek memarkirkan kendaraannya di rumah karena tidak mendapatkan BBM. Hanya satu hingga dua ojek yang terlihat siaga di simpang Jalan Bakti, depan dermaga Pelabuhan KSOP Panipahan.
Masyarakat pun meminta perhatian Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir agar segera mencari solusi jangka panjang. Salah satu harapan warga adalah pendirian SPBU di Panipahan untuk melayani lebih dari 28.000 penduduk Kecamatan Pasir Limau Kapas.
"Benahi PT SPRH Perseroda dan tolong bangun atau buka SPBU milik perusahaan daerah di Panipahan. Ini aset daerah dan berpotensi menambah PAD Rokan Hilir," ujar Rudi (32), tokoh muda Panipahan yang berdomisili di Jakarta, kepada media ini melalui sambungan seluler, Ahad (14/12/2025).
Ia mengaku prihatin dengan kondisi di kampung halamannya. Menurutnya, kelangkaan BBM mengancam mata pencarian penarik ojek dan memaksa warga berjalan kaki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Komentar Anda :