Sejak pukul 10.00 WIB, kabar soal persoalan internal bank milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rohil ini menyebar luas. Kehadiran komisaris, direksi, dan karyawan semakin menguatkan dugaan adanya masalah serius. Tepat pukul 15.00 WIB, pintu kantor ditutup rapat untuk pertemuan antara Dirut dan karyawan.

Sorak-sorai terdengar dari luar gedung. Awak media hanya bisa mendengar desakan karyawan agar WMK segera mundur. Menjelang magrib, karyawan terlihat keluar dari ruang pertemuan dan berkumpul di depan pintu kantor.

Sekretaris Daerah Rohil, Fauzi Efrizal, bersama anggota DPRD Rohil dari PKS, Zahrul Syaufi, tiba sekitar pukul 18.56 WIB. Kedua pejabat sempat tertahan sebelum akhirnya bisa masuk ke gedung. Tak lama kemudian, Kepala Satpol PP Rohil, Drs Acil Rustianto, datang dengan puluhan personel yang berjaga di depan kantor.

Salah seorang karyawan menyatakan, “Dirut Bank Rohil tidak mau mundur, jadi kami keluar semua. Sudah sembilan puluh persen karyawan meminta WMK mundur karena berbagai persoalan internal dan keuangan.”

Situasi semakin ramai saat Wakil Bupati Rokan Hilir, Jhony Charles, datang sekitar pukul 20.45 WIB. Ia langsung disambut Kasat Pol PP dan personel yang berjaga. “Saya diminta hadir ke sini karena Bank Rohil adalah milik daerah. Saya minta media jangan mendahului, tunggu dan lihat dulu persoalannya,” kata Jhony Charles sebelum masuk ke gedung.

Gejolak ini muncul setelah beredarnya dokumen keuangan, kwitansi, dan transaksi pembayaran yang diduga bermasalah. Karyawan juga menyoroti gaya kepemimpinan WMK yang dianggap sewenang-wenang, bahkan ada rekaman audio-visual yang memperlihatkan pernyataannya kontroversial terhadap wartawan dan karyawan.

Hingga berita ini diturunkan, pertemuan antara Wakil Bupati Jhony Charles, Sekdakab Fauzi Efrizal, Kasat Pol PP Acil Rustianto, anggota DPRD Zahrul Syaufi, dan puluhan karyawan Bank Rohil masih berlangsung di kantor pusat bank tersebut.