Pekerja Internet MyRepublic di Pekanbaru Tersengat Listrik, Luka Bakar 46 Persen dan BPJS Nonaktif, DPRD Turun Tangan
Riau12.com-.com-PEKANBARU – Muhammad Fathier Risky (20), seorang pekerja jaringan internet milik MyRepublic, mengalami kecelakaan kerja setelah tersengat listrik saat menarik kabel jaringan di Jalan Siak II, Pekanbaru, Selasa (28/10/2025) lalu.
Peristiwa nahas itu terjadi ketika tangan kanan Fathier secara tidak sengaja menyentuh kabel listrik milik PLN yang melintang di atas lokasi kerja. Seketika tubuhnya tersengat arus kuat dan terlempar ke tanah. Dalam kondisi kritis, rekan-rekannya segera melarikan korban ke RS Prima Pekanbaru untuk mendapatkan perawatan medis.
Kondisi Fathier saat ini masih terbaring lemas di ruang perawatan. Hampir seluruh tubuhnya dibalut perban akibat luka bakar parah di bagian pinggang, dada, tangan, dan punggung. Sesekali ia tampak meringis menahan sakit akibat luka yang dideritanya.
“Dari hasil pemeriksaan dokter, luka bakar anak saya sekitar 46 persen. Sudah sempat dioperasi, tapi sekarang kami kesulitan mendapatkan obat-obatan karena perusahaan tempat anak saya bekerja tidak lagi bertanggung jawab,” tutur ibunya, Ruri Ria Sari, dengan suara lirih, Senin (10/11/2025).
Ruri menjelaskan, anaknya bekerja di perusahaan penyedia kabel internet, PT In Neo, yang merupakan vendor dari MyRepublic. Pada awalnya, pihak PT In Neo berjanji menanggung seluruh biaya pengobatan. Namun belakangan, komunikasi dengan pihak perusahaan semakin sulit dilakukan.
Akibatnya, pengobatan Fathier kini terbatas. Ia hanya diberi obat pereda nyeri dan paracetamol, sementara obat-obatan lain yang diresepkan dokter tak bisa dibeli karena tunggakan biaya rumah sakit sudah mencapai Rp23,5 juta.
Lebih parahnya lagi, BPJS Ketenagakerjaan milik Fathier ternyata tidak aktif, meski gajinya selama ini dipotong setiap bulan sebesar Rp100 ribu untuk iuran. “Hari Jumat besok anak saya dijadwalkan operasi lagi. Tapi saya tidak tahu bagaimana harus mencari biayanya. Kami orang susah, suami saya hanya buruh bangunan,” ungkap Ruri dengan mata berkaca-kaca.
Saat dikonfirmasi, petugas Customer Service MyRepublic Cabang Pekanbaru di Jalan Sudirman mengaku tidak mengetahui adanya insiden tersebut. “Kami hanya mengurus pelayanan dan pemasaran. Untuk teknisi atau vendor, kami tidak bisa memberikan keterangan,” ujar petugas itu singkat.
Sementara itu, Perwakilan Bagian Teknik MyRepublic Jakarta, Angga Wijaya, menyebut pihaknya sudah menindaklanjuti kasus ini bersama vendor terkait, sekaligus mengajukan komplain ke PLN.
“Kabel PLN di lokasi itu tiga fasa dan terlalu rendah, seharusnya berada di ketinggian 12 meter, bukan 7 meter. Kami sudah menyampaikan keluhan ke PLN,” terang Angga.
Ia menegaskan, korban bukan karyawan langsung MyRepublic, melainkan pekerja dari mitra PT In Neo. “Kami memiliki perjanjian kerja sama (PKS). Semua risiko kerja, termasuk BPJS dan keselamatan kerja, menjadi tanggung jawab pihak vendor,” jelasnya.
Menanggapi kejadian ini, Sekretaris Komisi IV DPRD Pekanbaru, Roni Amriel, memastikan pihaknya akan mengawal kasus tersebut hingga korban mendapat perawatan yang layak.
“Pastinya kami akan menemui korban di rumah sakit. Kami ingin memastikan korban mendapatkan perawatan intensif dan pantas,” ujar Roni.
Komisi IV DPRD Pekanbaru juga berencana memanggil perusahaan terkait untuk dimintai keterangan. Menurut Roni, MyRepublic sebagai penyedia layanan internet tidak bisa lepas tangan atas kejadian ini, meski teknisinya berasal dari pihak ketiga.
“MyRepublic tetap harus bertanggung jawab penuh atas keselamatan pekerjanya, walau mereka menggunakan vendor. Korban ini adalah anak daerah Pekanbaru, dan kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas,” tegas politisi senior Partai Golkar tersebut.
Ia menambahkan, setiap risiko atau kejadian yang timbul dari aktivitas kerja atas nama perusahaan tetap menjadi tanggung jawab perusahaan utama. “Kalau pekerjanya tidak didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan, itu pelanggaran hukum. Ini kelalaian serius, karena mempekerjakan orang tanpa jaminan keselamatan dan asuransi, padahal pekerjaan mereka berisiko tinggi,” pungkasnya.
Komentar Anda :