www.riau12.com
Senin, 13-Oktober-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Gemilang! Siswa Riau Boyong 12 Medali di OSN 2025, Bukti Kualitas Anak Negeri Lancang Kuning | 15:58 WIB - DPRD Riau Desak Pemprov Segera Sahkan RKPD 2026, Khawatir Pembahasan APBD Molor | 15:50 WIB - Muammar Alkadafi: Alih Status PPPK Jadi PNS Tak Timbulkan Beban Fiskal, Anggaran Sudah Ada | 15:36 WIB - Dana Siap, Dokumen Tak Lengkap: DPRD Riau Soroti Keterlambatan Gaji Guru ASN | 15:18 WIB - Banjir Tak Kunjung Usai, Pemko Pekanbaru Siapkan Sistem Biopori untuk Kurangi Genangan | 14:52 WIB - Pengemis Raup Rp18 Juta per Bulan di Pekanbaru, Ekonom: Ini Bukan Lagi Soal Sosial, tapi Bisnis!
 
Pengemis Raup Rp18 Juta per Bulan di Pekanbaru, Ekonom: Ini Bukan Lagi Soal Sosial, tapi Bisnis!
Senin, 13-10-2025 - 14:52:19 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-PEKANBARU — Fenomena pengemis di Kota Pekanbaru yang disebut bisa meraup pendapatan hingga Rp18 juta per bulan memantik perhatian publik dan kalangan akademisi.

Pengamat Ekonomi Universitas Riau, Dahlan Tampubolon, menilai praktik mengemis di Pekanbaru telah bergeser dari persoalan sosial menjadi model bisnis informal yang menggiurkan.

“Angka Rp18 juta itu diperoleh dari simulasi Pemko Pekanbaru, dengan menghitung rata-rata sumbangan kecil, misalnya Rp2.000, yang diterima di setiap siklus lampu merah. Kalikan dengan jam kerja mereka di berbagai titik strategis, hasilnya fantastis,” ujar Dahlan, Senin (13/10/2025).

Menurutnya, Pekanbaru yang dikenal sebagai kota dengan arus lalu lintas padat dan perputaran uang tinggi menjadi lahan subur bagi para pengemis. Lokasi strategis seperti persimpangan lampu merah, rumah ibadah, hingga pusat perbelanjaan disebut menjadi “prime location” bagi mereka.

“Targetnya jelas, pengguna jalan yang sedang terburu-buru dan ingin cepat bersedekah tanpa berpikir panjang. Tak sedikit pula yang datang dari luar daerah, bahkan terorganisir,” tambahnya.

Dahlan menyebutkan, sebagian pengemis tersebut menggunakan modus eksploitasi anak dan berpura-pura cacat untuk menarik simpati masyarakat. Hal itu, katanya, jelas melanggar etika dan hukum.

“Dengan penghasilan yang melampaui UMK Pekanbaru, pola pikir mereka berubah. Kenapa harus kerja formal kalau uang di jalan lebih banyak? Inilah ironi terbesarnya,” kata dia.

Menurutnya, tingginya empati masyarakat Pekanbaru menjadi bahan bakar utama bagi “bisnis belas kasihan” ini. Di sisi lain, lemahnya pengawasan dari Pemko Pekanbaru membuat fenomena ini sulit diberantas.

“Supply pengemis hanya ada karena ada demand dari pemberi sedekah. Padahal, sudah ada Perda yang melarang memberi uang di jalan, tapi penegakannya lemah,” ujarnya.

Dahlan menegaskan, jika masyarakat berhenti memberi uang di jalanan, maka model bisnis pengemis dengan pendapatan puluhan juta itu akan runtuh dengan sendirinya.

“Empati masyarakat adalah akar masalah, dan lemahnya penegakan hukum menjadi kondisi yang membuat bisnis ini tetap langgeng. Sanksi denda Rp50 juta dalam Perda seharusnya ditegakkan dengan serius,” tegasnya.

Ia menilai maraknya gelandangan dan pengemis (gepeng) juga berdampak buruk terhadap ekonomi dan citra kota. Dari sisi ekonomi, aktivitas ini menciptakan ekonomi informal yang tidak produktif dan tidak dikenai pajak.

“Uang yang beredar di tangan pengemis seharusnya bisa dikelola lembaga resmi seperti Baznas untuk pemberdayaan warga miskin yang benar-benar membutuhkan,” katanya.

Selain itu, secara sosial, keberadaan gepeng merusak citra Pekanbaru sebagai kota tertib dan layak anak. Eksploitasi anak oleh sindikat pengemis dinilai memperburuk kondisi sosial masyarakat.

“Fenomena ini menurunkan kualitas hidup warga kota dan menciptakan kesan bahwa Pekanbaru gagal mengelola kemiskinan. Mereka memanipulasi belas kasihan publik, sementara warga yang benar-benar miskin tidak mendapatkan manfaatnya,” pungkas Dahlan.




 
Berita Lainnya :
  • Pengemis Raup Rp18 Juta per Bulan di Pekanbaru, Ekonom: Ini Bukan Lagi Soal Sosial, tapi Bisnis!
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved