Layanan ini memungkinkan pemustaka memesan buku secara daring melalui website resmi pustaka.riau.go.id, kemudian buku dapat dijemput menggunakan jasa kurir atau ojek online, serta dikembalikan dengan cara serupa.

Koordinator Tim IT Dispersip Riau, Adinda Fiandini, menjelaskan bahwa sistem ini dirancang untuk mempermudah akses masyarakat terhadap koleksi perpustakaan tanpa harus datang langsung ke lokasi.

“Sekarang koleksi Perpustakaan Soeman HS bisa dicek secara online. Cukup masuk ke website, pilih buku yang diinginkan, masukkan nomor anggota, lalu kurir bisa menjemputkan buku. Sistem ini berbasis website, jadi tidak perlu unduh aplikasi,” ujar Adinda.

Meski berbasis online, syarat utama tetap sama, yakni pemustaka harus memiliki kartu anggota sah. Peminjaman dibatasi maksimal dua buku selama tujuh hari kerja. Jika terlambat, pemustaka tidak dikenakan denda uang, melainkan skorsing sesuai jumlah hari keterlambatan.

Menurut Adinda, layanan ini terinspirasi dari kunjungan kerja ke Perpustakaan Nasional dan Perpustakaan DKI Jakarta pada 2024 yang sudah lebih dulu menerapkan sistem serupa. “Kami menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat Riau, termasuk opsi penjemputan dan pengembalian lewat kurir,” tambahnya.

Kepala Dispersip Provinsi Riau, Indra, menyebut layanan ini menjadi terobosan untuk memperluas akses literasi.

“Kami memberi kesempatan bagi mereka yang tidak punya waktu datang ke pustaka, tapi butuh literatur. Dengan sistem ini, membaca bisa lebih nyaman dan menyenangkan. Harapannya, makin banyak orang membaca, kreativitas dan pengetahuan masyarakat juga meningkat,” ujarnya.

Festival Literasi Riau 2025 yang menjadi momentum peluncuran inovasi ini juga menghadirkan berbagai kegiatan, mulai dari bedah buku, talk show, seminar, hingga lomba literasi. Layanan peminjaman online sendiri mendapat sorotan positif, terutama dari kalangan pelajar dan mahasiswa.

Indra menambahkan, inovasi ini sekaligus mendorong literasi digital di tengah masyarakat. “Dengan integrasi teknologi, literasi tidak lagi terbatas pada fisik perpustakaan, tapi bisa diakses dari mana saja. Ini sejalan dengan semangat Festival Literasi Riau, yaitu mendorong budaya membaca yang inklusif dan adaptif terhadap zaman,” pungkasnya.

Dengan hadirnya layanan ini, Perpustakaan Soeman HS menegaskan posisinya sebagai pusat literasi modern dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Inovasi ini juga diharapkan menjadi model bagi perpustakaan daerah lain di Indonesia.