Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, mengatakan pesawat tersebut akan tiba pada Februari atau Maret 2026. “Rencananya antara Februari atau Maret, kita akan menerima batch pertama tiga pesawat dulu,” ujarnya, Sabtu (13/9/2025).

Masuknya Rafale akan memperkuat jajaran armada tempur TNI AU yang sebelumnya telah diisi berbagai pesawat, seperti Hawk 100/200, Sukhoi Su-30, F-16, hingga T-80.

Rafale dikenal sebagai jet tempur generasi 4,5 dengan kemampuan *omnirole*, artinya satu pesawat mampu melaksanakan berbagai misi sekaligus, mulai dari superioritas udara, serangan darat, pengintaian, dukungan tempur jarak dekat, hingga serangan strategis jarak jauh.

Menurut laman resmi Dassault Aviation, Rafale merupakan simbol kedaulatan nasional Prancis. Pesawat ini dilengkapi teknologi mutakhir, termasuk radar AESA RBE2, sistem peperangan elektronik SPECTRA, hingga sensor inframerah OSF yang meningkatkan kesadaran situasional pilot.

Dari sisi performa, Rafale memiliki panjang 15,3 meter, lebar sayap 10,9 meter, dan mampu melesat hingga kecepatan Mach 1,8 atau sekitar 1.900 km per jam. Dengan combat radius sekitar 1.850 km, Rafale dapat membawa hingga 9,5 ton persenjataan, termasuk rudal udara-ke-udara, bom pintar, hingga rudal jelajah jarak jauh.

Kehadiran Rafale di Indonesia disebut akan memperkuat daya gentar sekaligus menjaga stabilitas keamanan di kawasan. “Pesawat ini akan menjadi kekuatan baru yang sangat signifikan bagi TNI AU,” tegas Tonny.