Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Simpang Baru, Roni Raharjo, mengatakan, “Kamera ETLE sangat layak dipasang di simpang empat itu karena bisa meminimalisir angka kecelakaan dan pelanggaran, terutama saat intensitas kendaraan padat.”

Senada, tokoh masyarakat H. Darmalis menyebut kondisi di simpang itu “kacau”, khususnya pada jam sekolah dan jam kerja. “Banyak pengendara menerobos lampu merah tanpa peduli keselamatan. Kalau ada peluang, langsung tancap gas,” ujarnya.

Ahmad, seorang wiraswasta yang rutin melewati simpang tersebut, menambahkan bahwa sebagian masyarakat tampak tidak takut dengan aparat meskipun ada pos terpadu Dishub, Satpol PP, maupun polisi. “Kalau ada kamera ETLE, setidaknya muncul rasa takut untuk melanggar rambu lalu lintas,” katanya.

Plt Kadishub Pekanbaru, Sunarko, menegaskan pemasangan ETLE merupakan wewenang Polri karena terintegrasi dengan registrasi kendaraan. “Saat ini ETLE sudah ada di Simpang Jalan SM Amin-Soebrantas. Rencana pembangunan flyover di Simpang Empat Panam akan dibarengi perbaikan traffic control di lokasi tersebut,” ujar Sunarko.

Sistem ETLE menggunakan kamera dan sensor untuk merekam pelanggaran seperti melanggar lampu merah, batas kecepatan, atau penggunaan ponsel saat berkendara. Tujuannya adalah meningkatkan keamanan, ketertiban, dan keselamatan lalu lintas secara transparan, membangun budaya tertib berlalu lintas, serta mengurangi interaksi langsung antara petugas dan pelanggar.

Di Pekanbaru, empat unit ETLE statis sudah terpasang di titik utama, yaitu:

1. Simpang Jalan Jenderal Sudirman-Harapan Raya

2. Simpang Jalan HR Soebrantas-SM Amin (Tabek Gadang)

3. Simpang Mal SKA

4. Simpang Jalan Jenderal Sudirman-Gajah Mada

Warga berharap penambahan ETLE di Simpang Empat Panam dapat membuat lalu lintas lebih tertib dan mengurangi risiko kecelakaan.