Untuk menjalankan program tersebut, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru tengah menyiapkan skema hingga besaran porsi makan bergizi gratis terhadap anak sekolah.

Kepala DKP Kota Pekanbaru Maisisco mengatakan, saat ini tengah melakukan persiapan untuk menindaklanjuti rencana pemerintah pusat menjadikan Pekanbaru sebagai pilot project pelaksanaan percobaan penerapan program makan bergizi gratis.

Dikatakannya, persiapan yang dilakukan meliputi jumlah kalori dan gizi sesuai petunjuk dan teknis (juknis) pelaksanaan program tersebut.

"Mulai dari jumlah kalori, gizi, tentu harus diperhitungkan sesuai dengan porsi anak usia sekolah dimaksud, sesuai dengan pola konsumsi pangan beragam bergizi," ujar Maisisco, Jumat (9/8/2024).

Ia menyebut, Kota Pekanbaru sebagai pilot project progam pemberian makan bergizi gratis itu disampaikan langsung oleh Pj Walikota Pekanbaru, setelah bertemu dengan Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Dr Nyoto Suwignyo beberapa waktu lalu.

Karena itu, pihaknya mulai melakukan persiapan skema dari simulasi kegiatan yang rencananya dilaksanakan pada akhir Agustus ini. Menjalankan program tersebut, pihaknya menggandeng Badan Pangan Nasional (Bapanas) serta berkoordinasi dengan stakeholder maupun OPD di lingkungan Pemko Pekanbaru lainnya.

Menurutnya, skema kerja dari pelaksanaan program ini harus segera disiapkan, sehingga bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan bisa sesuai dan tepat sasaran.

Ia mengatakan, ada tiga bidang yang menjadi wewenang DKP Pekanbaru. Yaitu ketahanan pangan, artinya ketersediaan dan kerawanan pangan, distribusi cadangan pangan, dan konsumsi serta keamanan pangan.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan OPD terkait lainnya seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pertanian.

"Kemudian ahli gizi. Dalam beberapa waktu ke depan, kami juga akan kembali melaksanakan koordinasi bersama OPD dan stakeholder lainnya untuk pembahasan teknisinya," sebutnya.

Diketahui, simulasi makan bergizi gratis ini bakal dilakukan Pemko Pekanbaru terhadap 1.000 anak. Mereka merupakan anak-anak sekolah yang ada di tingkat SD dan SMP. Kemudian anggaran yang digunakan dalam uji coba ini tidak berasal dari APBD Kota Pekanbaru, melainkan menggunakan CSR dari pihak swasta(***)

Sumber: Cakaplah