Wakil Ketua DPRD Riau, Ahmad Tarmidzi, menjelaskan bahwa program seragam gratis tersebut sempat menjadi pembahasan bersama pemerintah pusat. Meski telah disetujui, Kemendagri memberikan catatan agar bantuan difokuskan kepada siswa dari keluarga tidak mampu agar penyalurannya tepat sasaran.

“Kemendagri memfokuskan bantuan seragam ini hanya untuk anak-anak yang tidak mampu, bukan semuanya, supaya lebih tepat sasaran,” ujar Ahmad Tarmidzi, Kamis (30/10/2025).

Tarmidzi menjelaskan, pendataan siswa penerima bantuan akan menggunakan data penerima Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) yang terintegrasi dengan sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB). Dengan demikian, pemerintah dapat memastikan hanya siswa kurang mampu yang akan menerima bantuan tersebut, baik di sekolah negeri maupun swasta yang mendapat dukungan dana BOSDA.

“Dengan begitu, penyaluran seragam ini akan tepat sasaran untuk siswa yang memang membutuhkan, baik di sekolah negeri maupun swasta,” tambahnya.

Menanggapi pertanyaan publik terkait siswa yang telah lebih dulu membeli seragam sekolah, Tarmidzi menegaskan bahwa hal itu akan menjadi kewenangan teknis Dinas Pendidikan Riau. “Masalah teknis diserahkan ke Dinas Pendidikan. Kemarin juga sudah dijelaskan, tidak semua siswa akan mendapat seragam dan hal ini sudah disesuaikan dengan arahan pemerintah pusat,” jelasnya.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPRD Riau, Fairus, menuturkan bahwa rencana awal bantuan seragam sekolah tersebut mencakup empat setel untuk setiap siswa SMA dan SMK di Riau. Namun, setelah melalui pembahasan dan penyesuaian dengan ketentuan pusat, bantuan hanya dibatasi satu setel.

“Awalnya memang direncanakan empat stel, tapi setelah pembahasan terakhir hanya dibolehkan satu stel saja, yaitu untuk seragam putih abu-abu,” ungkap Fairus.

Program bantuan seragam sekolah gratis ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Provinsi Riau untuk meringankan beban biaya pendidikan, khususnya bagi keluarga kurang mampu, sekaligus mendukung pemerataan akses pendidikan di seluruh wilayah Riau.