Acara ini turut dihadiri Ketua DPRD Riau Kaderismanto, Gubernur Riau yang diwakili Asisten I Sekdaprov Riau Zulkifli Syukur, Forkompinda, serta tokoh masyarakat Riau, antara lain Datuk H Saleh Djasit, Datuk Prof H Mukhtar Samad, Datuk Prof H Amir Luthfi, Tuan M Agar Kalipke, Datuk Abdul Malik, dan HR Maizir Mit. Beberapa pengurus LAMR kabupaten/kota se-Riau juga hadir dalam kegiatan ini.

Deklarasi DIR yang bertepatan dengan Hari Kebudayaan Nasional mengusung tema "Daerah Istimewa Riau untuk Indonesia Berkilau". Acara diawali dengan atraksi kebudayaan, mulai dari Randai Kuansing, Zapin, hingga pembacaan syair tradisional.

Ketua Badan Pekerja Perwujudan Daerah Istimewa Riau (BPP DIR), Datuk Seri H Taufik Ikram Jamil, menyampaikan bahwa gagasan DIR merupakan hajat masyarakat Riau. Perjuangan ini lahir dari amanat Musyawarah Kerja LAMR se-Riau beberapa waktu lalu, di mana LAMR Provinsi Riau ditunjuk sebagai motor utama gerakan tersebut.

"Alhamdulillah, dengan ketulusan hati masyarakat dari berbagai elemen hadir dalam maklumat akbar DIR ini, hal ini membuktikan bahwa gagasan ini bukan kepentingan kelompok atau pihak tertentu," ujar Datuk Seri Taufik.

Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat aktif sesuai kemampuan masing-masing demi terwujudnya DIR. Menurutnya, ini bukan sekadar perjuangan, tetapi warisan bagi generasi mendatang. Gagasan DIR berlandaskan sejarah, budaya, dan adat istiadat Riau.

"Daerah Istimewa Riau adalah hak Riau, jadi harus kita kembalikan kepada anak cucu kita," tegasnya.

Usai sambutan, acara dilanjutkan dengan pembacaan Warkah Kebulatan Tekad Perwujudan DIR oleh Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri H Marjohan Yusuf, yang diikuti seluruh peserta.

Isi Warkah Kebulatan Tekad tersebut menyatakan:

"Kami seluruh komponen masyarakat Provinsi Riau menyatakan kebulatan tekad untuk mewujudkan Provinsi Daerah Istimewa Riau (DIR) sebagai hak daerah ini dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Daerah Istimewa Riau untuk Indonesia Berkilau."