Jejak Besar Muncul di Minas, BBKSDA Turunkan Tim untuk Verifikasi Harimau Sumatera
Selasa, 14-10-2025 - 10:45:45 WIB
Riau12.com-PEKANBARU – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau menurunkan tim ke area kerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, menyusul laporan dugaan temuan jejak satwa besar yang diduga Harimau Sumatera.
Kepala BBKSDA Riau, Supartono, menjelaskan laporan resmi diterima dari pihak PHR pada 7 Oktober 2025. Beberapa pekerja di lapangan menemukan jejak besar menyerupai tapak harimau di area kerja perusahaan migas tersebut.
“Menindaklanjuti laporan itu, kami segera mengirim tim Seksi Konservasi Wilayah IV bersama mitra PHR untuk melakukan verifikasi dan identifikasi langsung di lapangan,” ujar Supartono.
Tim gabungan melakukan pengamatan sejak 7 hingga 11 Oktober 2025. Dari hasil observasi, ditemukan jejak dengan bentuk dan ukuran yang mirip tapak Harimau Sumatera. Meski belum bisa dipastikan secara ilmiah, indikasi awal menunjukkan kemungkinan adanya satwa dilindungi yang melintas di kawasan tersebut.
Untuk memastikan kebenaran temuan, tim memasang kamera trap di beberapa titik strategis pada 12 Oktober 2025. Kamera akan merekam aktivitas satwa selama beberapa hari untuk memperoleh bukti visual yang lebih akurat.
BBKSDA Riau juga memberikan imbauan keselamatan dan mitigasi konflik satwa liar kepada pihak perusahaan. Para pekerja diingatkan untuk tidak beraktivitas sendirian, menghindari pekerjaan malam hari, dan segera melapor jika menemukan tanda-tanda keberadaan harimau.
Supartono menegaskan, keselamatan manusia tetap menjadi prioritas, tetapi perlindungan terhadap satwa dilindungi seperti Harimau Sumatera juga penting. BBKSDA Riau akan terus berkoordinasi dengan PHR dan instansi terkait agar pemantauan dilakukan secara berkelanjutan tanpa mengganggu aktivitas industri maupun masyarakat sekitar.
Hingga kini, tim masih menunggu hasil rekaman kamera trap untuk memastikan apakah jejak tersebut benar milik Harimau Sumatera atau satwa lainnya.
“Harimau Sumatra adalah simbol keseimbangan ekosistem. Jika jejaknya masih ditemukan, berarti ekosistem di wilayah itu masih hidup dan harus dijaga,” tutup Supartono.
Komentar Anda :