Riau12.com-JAKARTA – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, masih menunjukkan intensitas tinggi. Sejak Minggu (14/12/2025) dini hari, gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut tercatat mengalami puluhan gempa letusan yang menandakan aktivitas erupsi masih mendominasi.
Berdasarkan laporan Pos Pengamatan Gunung Semeru, tercatat sebanyak 83 kali gempa letusan hingga siang hari. Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, menyebutkan bahwa dalam periode pengamatan selama enam jam, aktivitas erupsi masih berlangsung cukup intens.
“Pada periode pengamatan pukul 06.00 hingga 12.00 WIB tercatat 40 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo antara 10 hingga 22 milimeter dan durasi gempa berkisar 66 sampai 173 detik,” ujar Mukdas dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Selain gempa letusan, aktivitas kegempaan lainnya juga terekam oleh peralatan pemantauan. Gunung Semeru mengalami tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 4 hingga 8 milimeter serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo mencapai 15 milimeter.
Dari pengamatan visual, kondisi puncak Gunung Semeru belum dapat dipantau secara optimal. Kabut tebal masih menyelimuti area puncak sehingga asap kawah tidak teramati secara jelas.
“Gunung tertutup kabut. Asap kawah tidak teramati. Cuaca di sekitar gunung cerah hingga mendung, dengan angin lemah bertiup ke arah utara dan timur laut,” jelas Mukdas.
Seiring meningkatnya aktivitas vulkanik tersebut, masyarakat di sekitar kawasan Gunung Semeru diimbau untuk tetap mematuhi rekomendasi keselamatan yang telah ditetapkan. Warga dilarang melakukan aktivitas apa pun dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak gunung karena berpotensi terdampak lontaran material pijar.
Selain itu, masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang aliran Besuk Kobokan. Aliran sungai tersebut berpotensi terdampak perluasan awan panas dan aliran lahar hingga sejauh 17 kilometer dari puncak.
Potensi bahaya lainnya yang perlu diwaspadai meliputi awan panas guguran, guguran lava, serta lahar hujan yang dapat mengalir melalui sungai dan lembah yang berhulu di puncak Semeru. Wilayah rawan tersebut mencakup Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta sungai-sungai kecil yang menjadi anak Sungai Besuk Kobokan.
Hingga saat ini, status Gunung Api Semeru masih berada pada Level III atau Siaga. Petugas pengamatan dan aparat terkait terus melakukan pemantauan intensif terhadap perkembangan aktivitas gunung guna memastikan keselamatan masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan rawan bencana.
Komentar Anda :