Siklon Tropis Baru Mengintai, ITS Ingatkan Pentingnya Mitigasi dan Ketangguhan Masyarakat
Riau12.com-SURABAYA – Bencana banjir dan longsor masif yang melanda Sumatera harus menjadi pelajaran serius bagi seluruh wilayah Indonesia, terutama yang kini berada di bawah ancaman siklon tropis baru.
Dr Amien Widodo, peneliti senior Pusat Penelitian Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim (Puslit MKPI) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, mendesak penguatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana hidrometeorologis.
Menurut Amien Widodo, curah hujan ekstrem yang dibawa Siklon Senyar berinteraksi dengan topografi Indonesia yang bergunung-gunung serta kerusakan hutan yang telah berlangsung puluhan tahun. "Curah hujan ekstrem yang dibawa Siklon Senyar berinteraksi dengan kondisi topografi bergunung-gunung serta kerusakan hutan yang telah berlangsung puluhan tahun," ujarnya, Jumat 5 Desember 2025.
Interaksi tersebut, kata Amien, berakibat fatal. Tanah menjadi tidak stabil dan memicu banjir bandang yang membawa lumpur, batu, serta kayu gelondongan dengan daya rusak yang sangat besar. Tragedi Sumatera kini menjadi landasan penting untuk merespons peringatan dini dari BMKG mengenai kemunculan bibit siklon tropis baru di selatan Pulau Jawa, yang berpotensi memengaruhi wilayah Jawa, Bali, NTT, hingga Timika, Papua.
"Peringatan ini harus segera direspons dengan langkah mitigasi nyata mengingat tragedi Sumatera menjadi bukti bahwa keterlambatan persiapan dapat berakibat fatal," jelas Amien, merujuk pada kesamaan ancaman yang pernah terjadi di Aceh pada 2001.
Data dari Puslit MKPI ITS dan BPBD Jawa Timur menunjukkan kerentanan tinggi di sejumlah wilayah. BPBD telah memetakan 14 potensi bencana, dengan daerah rawan banjir bandang dan longsor tersebar di lebih dari 30 kabupaten/kota, termasuk Pacitan, Ponorogo, Malang, hingga Banyuwangi.
Amien Widodo menekankan bahwa pengurangan risiko bencana tidak dapat hanya bertumpu pada pemerintah. Pemberdayaan masyarakat menjadi faktor penentu keselamatan utama. "Apabila masyarakat telah diberdayakan dan dibekali pengetahuan serta persediaan yang benar, mereka akan tetap dapat bertahan hidup tanpa harus menunggu bantuan eksternal," imbuhnya.
Ia menyerukan sinergi yang melibatkan pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta untuk membangun ketangguhan melalui edukasi, latihan, dan kolaborasi. Langkah ini dinilai krusial dalam menghadapi ancaman siklon tropis dan bencana lainnya di masa depan.
Komentar Anda :