Ribuan Anak Terkena Keracunan MBG, Nitrit Berlebih di Buah dan Sayur Jadi Penyebab Utama
Rabu, 19-11-2025 - 15:50:06 WIB
Riau12.com-Jakarta – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengungkapkan tingginya kandungan nitrit pada bahan pangan menjadi penyebab utama kasus keracunan yang muncul dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR RI, Rabu, 12 November 2025.
Dadan menjelaskan sejumlah wilayah seperti Garut, Cianjur, Bandung Barat, dan Sleman termasuk kategori daerah endemik nitrit tinggi. Kondisi ini diduga terkait dengan penggunaan nitrogen berlebih dalam proses budidaya tanaman. “Kemungkinan karena petani memberikan nitrogen terlalu banyak, sehingga tanaman ikut menyerap nitrit secara berlebih,” ujarnya.
Kontaminasi nitrit tidak hanya ditemukan pada air, tetapi juga pada buah dan sayuran. Di Bandung Barat, tiga anak dilaporkan mengalami gangguan pencernaan setelah mengonsumsi melon yang diduga mengandung nitrit tinggi. Kasus serupa terdeteksi pada sayuran segar yang dipasok dari kawasan pertanian sekitar. “Ada tiga anak sakit hanya karena makan melon. Kemungkinan melon itu mengandung nitrit berlebih, termasuk sayuran lainnya,” tambah Dadan.
Situasi ini menjadi sorotan nasional karena Jawa Barat merupakan pemasok utama bahan baku program MBG. Untuk menekan risiko berulang, BGN melakukan konsolidasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), ahli gizi, serta anggota DPR di daerah endemik. Pengawasan terhadap bahan baku di tingkat petani juga diperketat.
Dadan menegaskan perbaikan sistem kontrol di dapur umum MBG tengah dilakukan agar makanan yang didistribusikan tetap aman bagi jutaan penerima manfaat. Hingga November 2025, BGN mencatat 211 kasus keracunan terkait MBG dengan total 11.640 korban, di mana 636 dirawat inap dan 11.004 menjalani perawatan jalan. Pulau Jawa mencatat korban tertinggi mencapai 7.925 orang, diikuti kawasan timur 1.907 orang dan Sumatera 1.808 orang.
BGN juga mencatat adanya perbedaan data dengan Kementerian Kesehatan, yang melaporkan 13.371 penerima manfaat mengalami gangguan kesehatan terkait MBG.
Meski dihantui kasus keracunan yang terus meningkat, Dadan menegaskan secara umum program MBG tetap berjalan. Sejak Januari hingga November 2025, program ini telah memproduksi 1,8 miliar porsi makanan bergizi yang disalurkan kepada anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita di seluruh Indonesia. “Alhamdulillah, sebagian besar berjalan dengan baik,” ujarnya.
Komentar Anda :