Riau12.com-Aceh – Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri membongkar ladang ganja seluas 51,75 hektare di kawasan perbukitan Gayo Lues, Aceh. Ladang ini tersebar di 26 titik di tiga kecamatan, yakni Blangkejeren, Putri Betung, dan Pining. Batang-batang ganja yang telah ditebang tampak disusun rapi untuk dimusnahkan.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Eko Hadi Santoso, menjelaskan bahwa pemusnahan ladang ini dilakukan setelah melalui apel gelar pasukan di lokasi pada Selasa, 16 November 2025. “Hari ini kita melaksanakan apel gelar pasukan dalam rangka pemusnahan ladang ganja di wilayah Kabupaten Gayo Lues, dengan luas 51,75 hektare di 26 titik,” ujar Eko.

Temuan ladang ganja raksasa ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan dua tersangka jaringan narkoba di Deli Serdang, Sumatera Utara. Tersangka Suryansyah dan Hardiansyah memberikan informasi mengenai pemasok ganja di Blangkejeren, Gayo Lues, yang kemudian ditindaklanjuti tim Subdit IV Dittipidnarkoba Bareskrim.

“Informasi terkait keberadaan ladang ganja berdasarkan keterangan dari dua tersangka yang ditangkap Kamis, 13 November 2025,” jelas Eko. Berdasarkan keterangan tersebut, petugas melakukan pengembangan dengan melibatkan Polres Gayo Lues serta petugas Taman Nasional Gunung Leuser untuk menelusuri lokasi ladang.

Pada Jumat, 14 November, tim gabungan Bareskrim, Polres Gayo Lues, Brimob Polda Aceh, dan petugas taman nasional menemukan titik pertama ladang ganja pada pukul 15.00 WIB. Penelusuran berlanjut selama dua hari hingga dipastikan ada 26 titik ladang yang berdiri di kawasan hutan tersebut.

Pengungkapan ladang ini juga berkaitan dengan penyelundupan 47 kilogram ganja jaringan Sumatera Utara yang lebih dulu digagalkan. Dalam operasi tersebut, Suryansyah bertugas sebagai penjaga gudang penyimpanan narkotika, sedangkan Hardiansyah sebagai penjemput dan pengantar. Keduanya terbukti positif amphetamine dan THC.

Pengungkapan ladang ganja seluas puluhan hektare ini menjadi salah satu temuan terbesar tahun ini, sekaligus menunjukkan masih kuatnya aktivitas jaringan narkotika di kawasan pegunungan Aceh.