www.riau12.com
Senin, 01-Desember-2025 | Jam Digital
16:28 WIB - Studi Harvard 85 Tahun Ungkap Pekerjaan Paling Bikin Tidak Bahagia | 16:20 WIB - Minim PJU, Truk Kontainer Kembali Tabrak Portal di Jembatan Siak I Pekanbaru | 09:41 WIB - BMKG Prediksi Hujan Lebat Disertai Petir Landa Kuansing, Inhu, dan Inhil Sore Hingga Dini Hari Ini | 16:00 WIB - Riau Job Fair 2025 Dibuka 2–4 Desember, 61 Perusahaan Tawarkan 2.437 Lowongan Kerja | 15:50 WIB - Kesabaran Menghadapi Bencana, Janji Kemenangan dari Allah SWT bagi Orang Beriman | 15:41 WIB - DPRD Kampar Resmi Sahkan APBD 2026 Senilai Rp 2,65 Triliun, Bupati Apresiasi Kerja Keras Dewan
 
Ahli UGM Beberkan Langkah Pertolongan Pertama Tangani Keracunan Makanan Program MBG
Senin, 13-10-2025 - 14:46:04 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-YOGYAKARTA – Kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami sejumlah siswa di berbagai daerah di Indonesia menimbulkan kekhawatiran publik terhadap keamanan pangan di sekolah-sekolah.

Menanggapi hal ini, Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Prof dr Tri Wibawa, membagikan langkah-langkah pertolongan pertama yang tepat untuk menghadapi kasus keracunan makanan.

Menurut Prof Tri, penanganan awal yang paling penting adalah mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat muntah atau diare, agar tidak terjadi dehidrasi.

“Langkah terpenting dalam pertolongan pertama adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Jika masih muntah, minumlah sedikit demi sedikit. Jika kondisi memburuk, segera cari pertolongan dari petugas kesehatan,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa keracunan makanan disebabkan oleh masuknya kuman atau zat berbahaya melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Umumnya, gejala seperti sakit perut, muntah, dan diare akan muncul beberapa jam hingga satu hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Sebagian besar kasus keracunan bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus, namun bisa menjadi serius jika tidak segera ditangani dengan benar. Menurutnya, bakteri seperti Salmonella sp. dan  Escherichia coli (E. coli) merupakan penyebab umum keracunan dengan mekanisme yang berbeda.

“Meskipun gejalanya mirip, mekanisme penyebabnya berbeda-beda tergantung jenis bakterinya,” jelasnya.

Prof Tri juga menegaskan bahwa demam yang muncul akibat keracunan merupakan reaksi alami tubuh untuk melawan infeksi, sehingga tidak perlu terlalu panik.

“Demam membantu mengendalikan infeksi dengan memberi tekanan panas pada patogen dan meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh,” pungkasnya.




 
Berita Lainnya :
  • Ahli UGM Beberkan Langkah Pertolongan Pertama Tangani Keracunan Makanan Program MBG
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    7 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved