www.riau12.com
Senin, 13-Oktober-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Gemilang! Siswa Riau Boyong 12 Medali di OSN 2025, Bukti Kualitas Anak Negeri Lancang Kuning | 15:58 WIB - DPRD Riau Desak Pemprov Segera Sahkan RKPD 2026, Khawatir Pembahasan APBD Molor | 15:50 WIB - Muammar Alkadafi: Alih Status PPPK Jadi PNS Tak Timbulkan Beban Fiskal, Anggaran Sudah Ada | 15:36 WIB - Dana Siap, Dokumen Tak Lengkap: DPRD Riau Soroti Keterlambatan Gaji Guru ASN | 15:18 WIB - Banjir Tak Kunjung Usai, Pemko Pekanbaru Siapkan Sistem Biopori untuk Kurangi Genangan | 14:52 WIB - Pengemis Raup Rp18 Juta per Bulan di Pekanbaru, Ekonom: Ini Bukan Lagi Soal Sosial, tapi Bisnis!
 
Ahli UGM Beberkan Langkah Pertolongan Pertama Tangani Keracunan Makanan Program MBG
Senin, 13-10-2025 - 14:46:04 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-YOGYAKARTA – Kasus keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dialami sejumlah siswa di berbagai daerah di Indonesia menimbulkan kekhawatiran publik terhadap keamanan pangan di sekolah-sekolah.

Menanggapi hal ini, Guru Besar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM), Prof dr Tri Wibawa, membagikan langkah-langkah pertolongan pertama yang tepat untuk menghadapi kasus keracunan makanan.

Menurut Prof Tri, penanganan awal yang paling penting adalah mengganti cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat muntah atau diare, agar tidak terjadi dehidrasi.

“Langkah terpenting dalam pertolongan pertama adalah mengganti cairan dan elektrolit yang hilang untuk mencegah dehidrasi. Jika masih muntah, minumlah sedikit demi sedikit. Jika kondisi memburuk, segera cari pertolongan dari petugas kesehatan,” ujarnya, Jumat (10/10/2025).

Ia menjelaskan bahwa keracunan makanan disebabkan oleh masuknya kuman atau zat berbahaya melalui makanan atau minuman yang dikonsumsi. Umumnya, gejala seperti sakit perut, muntah, dan diare akan muncul beberapa jam hingga satu hari setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Sebagian besar kasus keracunan bersifat ringan dan dapat sembuh tanpa pengobatan khusus, namun bisa menjadi serius jika tidak segera ditangani dengan benar. Menurutnya, bakteri seperti Salmonella sp. dan  Escherichia coli (E. coli) merupakan penyebab umum keracunan dengan mekanisme yang berbeda.

“Meskipun gejalanya mirip, mekanisme penyebabnya berbeda-beda tergantung jenis bakterinya,” jelasnya.

Prof Tri juga menegaskan bahwa demam yang muncul akibat keracunan merupakan reaksi alami tubuh untuk melawan infeksi, sehingga tidak perlu terlalu panik.

“Demam membantu mengendalikan infeksi dengan memberi tekanan panas pada patogen dan meningkatkan efektivitas sistem kekebalan tubuh,” pungkasnya.




 
Berita Lainnya :
  • Ahli UGM Beberkan Langkah Pertolongan Pertama Tangani Keracunan Makanan Program MBG
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved