Kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi Peta Jalan Pendidikan Nasional 2025–2045 yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 13 Tahun 2025.

"Kebijakan ini merupakan implementasi nyata dari Peta Jalan Pendidikan Nasional yang menekankan bahwa kemahiran berbahasa asing, khususnya Bahasa Inggris, adalah instrumen kunci dalam mengembangkan profil lulusan yang produktif dan kompetitif secara global," kata Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, Jumat (10/10/2025).

Melalui Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (Ditjen GTKPG), Kemendikdasmen menyiapkan program pelatihan khusus. Program ini menargetkan para guru SD untuk mencapai level kemahiran bahasa A2 dalam kerangka Common European Framework of Reference for Languages (CEFR), sementara para fasilitator nasional ditargetkan mencapai level minimal B1+.

Abdul Mu'ti menjelaskan, pelatihan ini akan menerapkan prinsip pembelajaran yang mindful, joyful, dan meaningful. Seluruh program juga akan terintegrasi dalam Learning Management System (LMS) untuk mendukung sistem pembelajaran digital yang berkelanjutan.

Ia menambahkan, penguasaan teknologi dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) akan menjadi bagian penting dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Hal ini sejalan dengan arah transformasi pendidikan nasional, di mana koding dan AI menjadi mata pelajaran opsional yang dapat diintegrasikan dengan mata pelajaran lain.