www.riau12.com
Kamis, 16-Oktober-2025 | Jam Digital
16:00 WIB - Rp50 Miliar untuk Infrastruktur: Pemkab Rohil Fokus Perkuat Akses Antarwilayah Tahun 2025 | 15:45 WIB - Polresta Pekanbaru Tetapkan FAS Tersangka Dugaan Persetubuhan dan Pelanggaran UU ITE | 15:36 WIB - Pajak BBM Riau Kalah dengan Kaltim, DPRD Tekan Pemerintah Segera Tindaklanjuti | 15:29 WIB - Digital Hoarding: Kebiasaan Menimbun Data yang Bisa Ganggu Produktivitas dan Kesehatan Mental | 15:16 WIB - DPRD Kuansing Sebut Keterlambatan SPMT Bentuk Pembangkangan Pemkab Terhadap Pusat | 15:02 WIB - Pembentukan Satgas Pengawasan RoRo Bengkalis Menuai Pro dan Kontra
 
Direktur MPSI: Polri Perlu Reformasi Kultural, Bukan Hanya Restrukturisasi dan Digitalisasi
Jumat, 26-09-2025 - 13:45:26 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-Jakarta – Direktur Merah Putih Stratejik Institut (MPSI), Noor Azhari, menyoroti maraknya dugaan kasus korupsi dan narkoba yang melibatkan oknum di tubuh kepolisian. Ia menilai Presiden Prabowo Subianto perlu turun tangan dengan memberi mandat khusus untuk melakukan pembersihan menyeluruh di internal Polri.

“Permasalahan ini mestinya Presiden Prabowo Subianto memberi mandat khusus untuk membersihkan Polri dari oknum-oknum yang terlibat dalam kasus tersebut,” kata Noor dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Menurut Noor, penegakan hukum yang tegas dan tanpa pandang bulu menjadi kunci untuk mengembalikan marwah institusi kepolisian. Langkah itu sekaligus memberi pesan moral bahwa Polri tidak memberi ruang toleransi terhadap segala bentuk pelanggaran.

Selain pembersihan internal, Noor juga menegaskan pentingnya Polri beradaptasi menghadapi ancaman baru. Modernisasi teknologi dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia dianggap mutlak untuk menjawab tantangan kejahatan siber, terorisme, hingga kriminal transnasional.

“Kalau tidak serius berinvestasi di bidang ini, Polri akan tertinggal menghadapi ancaman keamanan modern,” tegasnya.

Lebih jauh, MPSI menilai upaya fundamental lainnya adalah memulihkan kepercayaan publik. Noor menyebut reformasi Polri tidak cukup hanya diukur dari restrukturisasi kelembagaan atau digitalisasi layanan. Perubahan yang dibutuhkan harus menyentuh ranah kultur.

“Polri perlu hadir secara humanis, cepat tanggap, dan lebih aktif dalam kerja-kerja sosial kemasyarakatan,” ujarnya.

Menurut Noor, reformasi kultural inilah yang menjadi fondasi penting untuk membangun kembali legitimasi Polri di mata masyarakat, sekaligus memastikan aparat kepolisian mampu menjawab tantangan zaman dengan integritas tinggi.




 
Berita Lainnya :
  • Direktur MPSI: Polri Perlu Reformasi Kultural, Bukan Hanya Restrukturisasi dan Digitalisasi
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved