Mantan Mendagri, Kewenangan TNI Amankan Teritorial Harus Dikembalikan
Sabtu, 03-10-2015 - 07:47:05 WIB
JAKARTA, Riau12.com - Mantan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Letjen TNI (Purn) Syarwan Hamid, menilai persoalan kemanan di Indonesia masih jauh dari kata maksimal. Pasalnya sangat banyak kejahatan yang terjadi di masyarakat seperti begal dan teror.
"Kalau kita lihat sekarang TNI bagian dari sistem keamanan. Bagaimana output kemananan itu adalah hasil dari sinergi antara TNI dan polisi," kata Syarwan.
"Keamanan sekarang ini terutama yang menyangkut di masyarakat dari teror, prilaku begal dan sebagainya, makin bervariasi. Bahkan teror tidak pernah selesai, muncul dengan versi macam-macam. Ini ada yang tidak benar dari sistem keamanan kita," tambahnya.
Menurutnya sangat perlu membenahi sistem keamanan di Indonesia. Akan lebih baik jika dikembalikan kewenangan TNI untuk menjaga wilayah satu teritorial, untuk mendeteksi secara dini.
Jadi satu teritorial itu diberikan tugas untuk mendeteksi secara dini mencegah dan meng-counter setiap gejala sehingga tidak berkembang menjadi besar.
"Itulah yang membuat dulunya sistem keamanan kita murah. Dulu hanya ada 500 tentara dari Sabang sampai Merauke. Hanya ada satu kapal Angkatan Laut. Begitu sedikitnya. Angkatan Darat ada di desa-desa itu," sambung Syarwan.
"Dia yang di warung-warung merokok sambil ngopi, mengobrol dengan warga. Jadi kalau warga ngadu cepat. Itu yang kelihatannya sederhana, ya itu yang buat masalah selesai, itu yang membuat teror selesai, itu yang membuat konflik di Aceh selesai. Itu yang buat rusuh Kalimantan selesai," ulasnya.
Mantan Mendagri di era Presiden BJ Habibie ini, mengibaratkan TNI itu seperti petinju yang selama ini "disuruh" nganggur. Jika dibiarkan lama-lama, maka dia akan mencari orang lain untuk dipukul.
"Kalau saya punya anak buah ahli tinju saya harus latih dia, disuruh bertanding, diberikan medan bagi dia. Kalau tidak, dia ingin menunjukkan kemampuannya bertinju, kan?," papar Syarwan lagi.
"Ini sitem keamanan harus dibenahi. Kembalikan kepada teritorial tadi. Jadi pada sistem. Kalau tentara apa ukuran dia bagus sekarang? Harus diukur dari dia punya output di bidang keamanan itu. " pungkasnya.(r12/sindo)
Komentar Anda :