www.riau12.com
Selasa, 14-Oktober-2025 | Jam Digital
10:06 WIB - Warga Diperiksa, Lingkungan Dipantau: Penanganan Kebocoran Minyak di Meranti Berjalan Kondusif | 10:05 WIB - Setelah Tertunda, Golkar Riau Gelar Musda 19 Oktober, Fokus Hadapi Tahun Politik 2029 | 10:03 WIB - Oknum Pejabat Dinas Kesehatan Riau Dilaporkan Warga atas Dugaan Pengancaman dan Perusakan | 10:02 WIB - Aksi Protes di Rupat, Warga Kecewa Pemerintah Tidak Hadirkan Manajemen PT Priatama Riau | 09:50 WIB - Tragis, Perantau di Selatpanjang Ditemukan Tewas Gantung Diri di Gudang Bekas Bengkel | 09:08 WIB - Pemko Pekanbaru Siapkan Dua Langkah Atasi Kemacetan, Pelebaran Jalan HR Soebrantas Dimulai 2026
 
Mata Uang Garuda Ambruk, BI Terlihat Gugup
Selasa, 31-10-2017 - 06:51:14 WIB
Gubernur BI Agus Martowardojo dan Presdir CBC A Deni Daruri - (Foto: Istimewa)
TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA-Pemerintahan Joko Widodo boleh saja berbangga dengan capaian perekonomian nasional yang masih bagus ketimbang negara lain. Namun, nilai tukar rupiah terus anjlok. Bahkan menembus Rp13.600 per US$.

President Director Center for Banking Crisis, Achmad Deni Daruri bilang, dibandingkan dengan pelemahan mata uang regional seperti Singapora, posisi rupiah lebih terjun bebas. Terkesan kuat, Bank Indonesia (BI) tidak berbuat apa-apa alias tidak hadir untuk menyelamatkan NKRI.

"Kemana jurus-jurus BI yang selama ini digembar-gemborkan mampu menstabilkan rupiah? Yang terjadi, mata uang kita semakin terpuruk," papar Deni di Jakarta, Senin (30/10/2017).

Pelemahan mata uang di Asia, kata Deni, memang lebih disebabkan oleh membaiknya perekonomian di Amerika Serikat (AS). Dan, tren perekonomian AS terus bergerak positif, baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter yang ditelorkan bank sentral AS yakni the Fed.

Sementara bank sentral negara lain seperti Singapura, telah menyiapkan intrument moneter yang inovatif dan antisipatif. Sehingga, perkembangan perekonomian di AS tidak signifikan memengaruhi mata uang Singapura.

"Nah, sekarang instrumen BI untuk menjaga stabilitas rupiah itu bagaimana? Kelihatannya kok adem ayem saja," tegas Deni.

Deni bilang, otoritas moneter Singapura, menggunakan pertukaran mata uang Singapore dollar sebagai instrumen utama kebijakan moneter, bukan suku bunga.

"Ini memudahkan, otoritas bank central untuk melakukan penyesuaian kebijakan terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi global," paparnya.

Namun berbeda dengan rupiah, lanjut Deni, BI kelihatan agak gugup mengantisipasi perkembangan ekonomi Amerika, sehinga intrument BI tidak inovatif hanya intervensi pasar, yang hanya menghabiskan cadangan devisa tanpa efek maksimal pengaruhnya.

"Dalam hal ini, BI harus inovatif dan dan antispatif terhadap kondisi perekonomian global, khususnya ekonomi AS," tutur Deni.

"Semoga gubernur BI yang akan habis masa jabatan Mei 2018 (Agus Martowardojo), punya jurus baru untuk menguatkan nilai tukar rupiah. Membuktikan kepada dunia bahwa kita punya gubernur BI yang berkualitas, bukan jurus berkampanye untuk terpilih lagi menjadi Gubernur BI periode berikutnya," pungkas Deni.(inilah)



 
Berita Lainnya :
  • Mata Uang Garuda Ambruk, BI Terlihat Gugup
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved