Harga TBS Sawit Kembali Turun Pekan Ini
Rabu, 22-02-2017 - 07:01:38 WIB
Riau12.com-PEKANBARU-Dari hasil rapat penetapan harga tandan buah segar (TBS) Sawit Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Holtikultura Riau menyebutkan bahwa pekan ini harga TBS Sawit Riau turun. Penurunan mencapai Rp 101,17 perkilogram.
Berdasarkan hasil rapat penentuan harga TBS untuk periode 22-28 Februari 2017 untuk sawit Umur 3 tahun turun menjadi Rp 1.570,69 perkilogram. Untuk sawit umur 4 tahun turun menjadi Rp 1.751,62 perkilogram. Untuk sawit umur 5 tahun turun menjadi Rp 1.873,40 perkilogram. Untuk sawit umur 6 tahun turun menjadi Rp 1.930,61 perkilogram.
Untuk sawit umur 7 tahun turun menjadi Rp 2.003,68 perkuliahan. Untuk sawit umur 8 tahun turun menjadi Rp 2.066,29 perkilogram. Untuk sawit umur 9 tahun turun menjadi Rp 2.133,96 perkilogram.
"Untuk sawit umur 10-20 tahun turun menjadi Rp 2.192,32 perkilogram," terangnya.
Turunnya harga TBS di Riau sebesar Rp101,17 itu sudah diprediksi akhir pekan lalu. Penguatan harga Ringgit Malaysia menyebabkan kontrak Crude Plam Oil juga turun. Akhir pekan lalu, harga CPO kontrak pengiriman April 2017 di Malaysia Derivative Exchange terkikis 1,3% ke level RM 3.027 atau US$ 679,85 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya.
Koreksi harga CPO dipicu oleh penguatan mata uang ringgit Malaysia terhadap dollar AS. Sejak akhir Januari 2017 lalu CPO juga terbebani oleh proyeksi kenaikan produksi Indonesia di tahun 2017. Hal ini sudah dikemukakan oleh Analis PT Asia Tradepoint Futures, Deddy Yusuf Siregar.
Untuk Riau sendiri, CPO sangat bergantung dangan pasar global, sebab pasar domestik sendiri belum mampu menyerap banyak CPO lokal. Berdasarkan rapat penetapan harga TBS di Dinas Perkebunan, Tanaman Pangan dan Hortikultura, penurunan terbesar ada pada sawit kelompok umur 10-20 tahun sebesar Rp 101,17 per kilogram dari harga pekan lalu. Saat ini harganya menjadi Rp 2.192,32 per kilogram.
Ketua Tim Pelaksana Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Riau, Tengku Syoib, juga menuturkan hal serupa, bahwa harga TBS turun karena harga jual CPO di perusahaan-perusahaan sawit di Riau mengalami penurunan.
"Sehingga untuk membeli TBS dari petani, harganya juga rendah," katanya.
Melemahnya permintaan global terhadap CPO, diperkirakan akan berlangsung selama beberapa bulan. Selain itu juga, kondisi ini juga disebabkan kebijakan pemerintah menaikkan bea keluar CPO. Pemerintah Malaysia juga melakukan hal yang sama.
Jauh sebelum ini, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) melaporkan produksi CPO dalam negeri tahun lalu di angka 31,5 juta ton, turun 3% dibanding tahun sebelumnya. Namun tahun ini Gapki memperkirakan produksi CPO akan kembali meningkat ke angka 35,5 juta ton.(r12/rt)
Komentar Anda :