Kementan RI Kucurkan Rp 92 M untuk Buka Perkebunan Kedelai di Riau
Rabu, 16-03-2016 - 11:18:53 WIB
PEKANBARU,Riau12.com-Kementerian Pertanian Republik Indonesia akan membuka 33.000 hektare lahan untuk perkebunan kedelai di Provinsi Riau pada tahun 2016 ini. Saat ini persiapan tengah dilakukan.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau, Askardia Patrianov, Selasa (15/3/2016) kemarin.
Dia mengatakan untuk membuka perkebunan kedelai itu Kementerian Pertanian RI akan mengucurkan bantuan uang senilai Rp 92 miliar berupa perkebunan yang nantinya akan dikelola petani Riau.
"Bantuan itu rencananya akan ditempatkan di desa agar perekonomian pedesaan di Riau bisa diselamatkan di tengah merosotnya perekonomi masyarakat desa akibat melambatnya ekonomi dan banyak perkebunan masyarakat yang fuso akibat bencana alam," ungkapnya.
Menurutnya, hingga saat ini, masih banyak petani di Riau yang belum tertarik dengan penanaman kedelai, karena umumnya masyarakat desa masih tergantung dengan perkebunan sawit.
"Saya sudah menyarankan kepada petani sawit bahwa perkebunan kedelai dibuka untuk diversifikasi tapi para pengusaha sawit belum tertarik dengan perkebunan kedelai. Tapi kami akan terus mencoba mengajak," ujarnya.
Sementara itu Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Riau, Viator Butarbutar menilai Riau sangat cocok ditanami dengan tanaman hortikultura. Sebab penanaman hortikultura juga diperlukan untuk meningkatkan perekonomian desa di Provinsi Riau yang masih tergantung dengan harga Crude Palm Oil (CPO) yang tidak stabil.
"Petani sawit perlu melakukan diversifikasi membuka tanaman hortikultura. Jadi kami sudah meminta kepada pemerintah untuk serius dalam menjalankan program pertanian hortikultura," urainya.
Menurutnya, Riau sangat berpotensi dalam mengembangkan pertanian seperti padi, bawang dan kedelai. Hal itu dinilai efektif untuk menyelamatkan perekonomian desa.
"Karena bahan-bahan makan di pasaran didatangkan dari provinsi tentangga. Kalau petani dan pemerintah serius, Riau tidak perlu lagi mengimpor bahan makanan. Hal itu juga efektif untuk menyelamatkan ekonomi perdesaan yang masih tergantung dengan perkebunan sawit," katanya.(r12/fr)
Komentar Anda :