Hasil Rapat Tim, Harga TBS Sawit Turun Rp 21,02 perkilogram
Selasa, 22-12-2015 - 13:52:34 WIB
PEKANBARU,Riau12.com-Sesuai dengan hasil rapat tim penetapan harga TBS sawit Riau untuk periode 23-29 Desember 2015, pekan ini harga TBS sawit turun. Penurunan mencapai Rp 21,02 perkilogram.
Untuk TBS sawit umur 3 tahun turun menjadi Rp 982,59 perkilogram, TBS sawit umur 4 tahun turun menjadi Rp 1.097,22 perkilogram, TBS sawit umur 5 tahun turun menjadi Rp 1.174,09 perkilogram.
TBS sawit umur 6 tahun turun menjadi Rp 1.208,66 perkilogram, TBS sawit umur 7 tahun turun menjadi Rp 1.254,78 perkilogram, TBS sawit umur 8 tahun turun menjadi Rp 1.293,90 perkilogram, TBS sawit umur 9 tahun turun menjadi Rp 1.335,47 perkilogram.
"Untuk TBS sawit umur 10-20 tahun turun menjadi Rp 1.372.68 perkilogram," terang Sekretaris Tim Penetapan Harga Disbun Riau, Rusdy Selasa (22/12/15).
Menurut Rusdy, tekanan jual di pasar CPO berjangka masih cukup kuat sebab belakangan ini harga minyak mentah masih berada dalam potensi pelemahan akibat kekenyangan pasokan global dan permintaan musim dingin yang rendah.
"Pada sesi perdagangan Asia, harga minyak WTI untuk kontrak Januari 2016 turun sebesar 14 sen menjadi $ 35,48 per barel, setelah jatuh 3,1 persen pada hari hari sebelumnya dan 11 persen untuk seminggu. Sedangkan harga minyak Brent turun 5 sen menjadi $ 37,88 per barel, menyusul penurunan 4,5 persen pada hari Jumat dan 12 persen pada pekan ini," kata Rusdy.
Turunnya Harga CPO, tambahnya, juga dikarenakan harga komoditas pesaing seperti kedelai yang murah sehingga CPO tidak kompetitif serta berkurangnya permintaan dari negara tujuan ekspor utama. Isu sustainable palm oil sourcing sangat berpengaruh seperti kebakaran lahan menjadi salah satu alasan bahwa minyak sawit Indonesia tidak sustainable.
Tergerusnya harga CPO tidak terlepas dari penurunan permintaan dari India disebabkan adanya pelarangan penumpukan minyak nabati di dalam negeri, kenaikan tarif impor khususnya untuk Butter Oil dari 30% menjadi 40%. Dan khusus untuk minyak sawit sendiri para pengusaha industri hilir India bahkan mengusulkan kenaikkan tarif bea masuk menjadi empat kali lipat dari yang berlaku saat ini, karena harga minyak sawit yang murah telah mematikan industri hilir minyak nabati India.
Penurunan harga CPO tertekan turunnya ekspor CPO Indonesia. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) menyatakan ekspor CPO Indonesia merosot dari 2,61 juta ton pada Oktober menjadi 2,39 ton pada November.(r12/rt)
Komentar Anda :