www.riau12.com
Selasa, 14-Mei-2024 | Jam Digital
11:05 WIB - Serahkan Ambulance Untuk Puskesmas, Plt Bupati Meranti Ungkap Alasan Tertundanya Bayar Tunjangan Peg | 10:46 WIB - Tidak Alami Peningkatan, Kebutuhan Hewan Kurban di Pekanbaru Diprediksi Sama dengan Tahun Lalu | 10:08 WIB - Riau Masih Diguyur Hujan, Cek Perkiraannya disini Sebelum Keluar Rumah | 10:03 WIB - Adakah Nama Srimulyani di Nama yang Diusung Megawati di Pilgub Pilkada Jakarta 2024? | 09:41 WIB - Berdasarkan Perhitungan Ketat, Muhammadiyah Tetapkan 17 Juni 2024 Sebagai Hari Raya Idul Adha 1445 | 09:24 WIB - Aston Villa Vs Liverpool, The Reds Harus Puas dengan Hasil Imbang 3-3
 
Harga Minyak Anjlok, Banyak Perusahaan Terlilit Utang
Kamis, 26-11-2015 - 08:26:35 WIB

TERKAIT:
   
 

NEW JERSEY,Riau12.com-Rendahnya harga minyak membuat banyak perusahaan minyak dan gas terlilit beban utang.

Tak tanggung-tanggung, utang tersebut menyebabkan perusahaan mengalami default (gagal bayar) atau utangnya pada tingkat yang luar biasa. Bahkan, perusahaan rating Moodys memperkirakan tingkat gagal bayar di perusahaan minyak akan meningkat.

"Sektor energi masih yang paling bermasalah, hingga saat ini ada 79 perusahaan yang default," kata analis Moodys Sharon Ou, seperti dilansir CNBC, Kamis (26/11/15).

Harga minyak pernah menyentuh level tertinggi hingga USD100 per barel. Namun, kini minyak mentah West Texas Intermediate berada dikisaran USD40 per barel, pendapatan perusahaan-perusahaan minyak semakin mengering dan juga terbebani utang.

Kepala eksekutif Avenue Capital Group Marc Lasry, mengatakan banyak perusahaan energi yang melakukan pinjaman di USD250 miliar dan USD300 miliar, pada awal tahun lalu pinjaman hanya USD100 miliar.

Pejabat Federal Reserve pada awal November mencatat terjadi kenaikan kredit yang terkait dengan eksplorasi minyak dan gas, produksi, dan jasa energi menyusul penurunan harga energi sejak pertengahan 2014.

Wells Fargo, Bank of America dan JPMorgan Chase, merupakan bank-bank besar yang memberikan peringatan tentang kesehatan pinjaman perusahaan di sektor migas tersebut. Beberapa bank melakukan menegosiasi ulang pemberian kredit kepada perusahaanmigas, sementara bank lainnya memotong jalur kredit untuk perusahaan dan meminta lebih banyak jaminan untuk melindungi terhadap default.

Beberapa perusahaan energi secara agresif mengurangi tekanan utang. Beberapa dari mereka menjual aset, yang lainnya memotong pengeluaran, ada pula yang menerbitkan saham baru, dan lain-lainnya melakukan lindung nilai produksi minyak mereka pada harga tertentu.

Bagaimanapun, beberapa di antara mereka tidak bisa lepas dari cengkeraman utang akibat harga minyak rendah dan bersiap untuk kebangkrutan.(r12/str)



 
Berita Lainnya :
  • Harga Minyak Anjlok, Banyak Perusahaan Terlilit Utang
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved