Pemerintah Swiss Dukung Penuh Pengembangan Energi Hidro di Indonesia, PLN Siap Genjot Proyek Strategis
Jakarta-Riau12.com - PT PLN (persero) terus membuka peluang kolaborasi dengan mitra lokal maupun global untuk mengakselerasi pengembangan tenaga hidro di tanah air, guna mencapai target Net Zero Emission pada 2060. Komitmen ini tercermin pada gelaran Indonesia–Switzerland Hydropower Conference di Jakarta, Selasa (15/4).
Pemerintah Swiss menyatakan dukungan penuh terhadap upaya transisi energi Indonesia, khususnya dalam pengembangan energi hidro sebagai bagian dari bauran energi nasional menuju emisi nol bersih pada 2060.
Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Olivier Zehnder, menegaskan bahwa kerja sama antara kedua negara dalam sektor tenaga hidro telah berlangsung lebih dari satu abad. Ia mendorong penguatan kolaborasi demi ketahanan energi dan peningkatan proporsi energi terbarukan di Indonesia.
“Mari kita perkuat komitmen bersama untuk meningkatkan ketahanan energi, memperbesar porsi energi terbarukan dalam bauran energi, dan mencapai target emisi nol bersih pada tahun 2060,” kata Olivier, dalam forum transisi energi, Kamis (18/4/2025).
Wakil Ketua International Hydropower Association (IHA), Karen Atkinson, turut mengapresiasi langkah Indonesia menjadikan tenaga hidro sebagai bagian penting dalam strategi energi nasional. Menurutnya, keberhasilan pembangunan tenaga hidro berkelanjutan bergantung pada kerja sama lintas sektor.
“Kolaborasi dan komitmen sangat dibutuhkan. Konferensi ini diharapkan jadi ajang berbagi solusi, praktik terbaik, dan kisah sukses, termasuk dari Swiss, yang bisa menginspirasi pengembangan hidro di Indonesia,” ujar Karen.
Sementara itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan bahwa energi baru terbarukan, termasuk tenaga hidro, menjadi prioritas dalam mendukung visi Presiden terpilih Prabowo Subianto melalui agenda besar Asta Cita, terutama dalam memperkuat ketahanan energi nasional berbasis sumber daya domestik.
“Energi hidro merupakan potensi besar yang kita miliki untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan impor. Untuk memaksimalkannya, kolaborasi jangka panjang antara negara, industri, dan komunitas sangat krusial,” tegas Darmawan.
Direktur Manajemen Risiko PLN, Suroso Isnandar, menjelaskan bahwa tenaga hidro akan menjadi tulang punggung dalam penambahan kapasitas pembangkit nasional. Dari total rencana penambahan 71,2 GW hingga 2034, sekitar 59 persen akan berasal dari energi terbarukan, dan 28 persennya dari tenaga hidro.
“Ini adalah blueprint masa depan ekosistem energi bersih yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi juga menciptakan lingkungan yang lebih sehat,” ungkapnya.
Suroso juga menyebut potensi tenaga hidro di Indonesia mencapai 28,9 GW, dengan Kalimantan sebagai wilayah terbesar (13 GW), diikuti Sumatera (7 GW), dan Sulawesi (5 GW).
Sebagai langkah akselerasi, PLN kini tengah mengembangkan sejumlah proyek strategis, seperti Mentarang Induk berkapasitas 1,3 GW dan Kayan Cascade 9 GW di Kalimantan Utara. Di Pulau Jawa, proyek Upper Cisokan Pumped Storage dengan kapasitas 1.040 MW kini sedang dibangun, menjadi yang pertama di Indonesia dan didukung oleh World Bank. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di wilayah Jawa-Bali. (***)
Sumber: Goriau
Komentar Anda :