Riau12.com- Harga minyak dunia naik tipis pada Senin (17/3/2025) setelah Amerika Serikat (AS) mengancam akan terus menyerang kelompok Houthi di Yaman sampai kelompok tersebut menghentikan serangannya terhadap kapal-kapal dagang. Sementara itu, data ekonomi China memberikan harapan peningkatan permintaan minyak.
Dilansir dari AP, harga minyak mentah Brent naik 49 sen atau 0,7% menjadi US$ 71,07 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 40 sen atau 0,6% menjadi US$ 67,58 per barel.
Pada awal pekan ini, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia akan menuntut pertanggungjawaban Iran atas serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi yang didukungnya di Yaman. Pernyataan ini muncul saat pemerintahannya memperluas operasi militer terbesar AS di Timur Tengah sejak Trump kembali ke Gedung Putih.
Sementara itu, data ekonomi China turut mendukung kenaikan harga minyak. Pertumbuhan penjualan ritel di China meningkat pada Januari-Februari 2025, menjadi sinyal positif bagi pembuat kebijakan yang ingin mendorong konsumsi domestik. Namun, tingkat pengangguran naik dan output pabrik melemah.
Menurut data resmi yang dirilis pada Senin, pemrosesan minyak mentah China pada Januari dan Februari meningkat 2,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor yang mendorong peningkatan ini adalah pembangunan kilang baru dan lonjakan perjalanan saat liburan, meskipun margin penyulingan masih lemah.
"Kombinasi dari stimulus ekonomi China yang meningkat dan serangan Houthi yang semakin intensif memberikan dorongan signifikan terhadap harga minyak dunia yang naik," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
Di sisi lain, dolar AS melemah terhadap mata uang utama akibat kekhawatiran investor terhadap dampak ekonomi dari kebijakan perdagangan proteksionis Trump. Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga meningkatkan permintaan.
Rencana OPEC+ untuk meningkatkan produksi minyak mulai April juga memberikan tekanan pada harga. Namun, menurut Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, kemungkinan sanksi AS yang lebih ketat terhadap Iran dapat lebih berpengaruh dibandingkan kenaikan produksi OPEC+.
"Rencana China untuk meningkatkan konsumsi serta meningkatnya risiko di Laut Merah menjadi faktor utama yang mendukung pasar minyak," tambahnya.
Di sisi geopolitik, Trump mengatakan ia akan berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (18/3/2025) mengenai upaya mengakhiri perang di Ukraina. Pembicaraan kemungkinan akan mencakup konsesi teritorial oleh Kyiv serta pengendalian pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia. Berbagai faktor ini yang membuat harga minyak dunia naik(***)
Sumber: Cakaplah
Komentar Anda :