Imran Sutiono membudidayakan puluhan varietas buah Tin, mulai dari Pallazo, Green Yordan, Wuhan, LSU Purple, Purple Yordan, Blue Giant, Red Palestine, White Libanis.

“Kalau di negaranya, buah Tin ini hanya berbuah di empat musim. Alhamdulillah, di iklim tropis seperti Pekanbaru, pohon Tin bisa berbuah lebat sepanjang tahun tanpa mengenal musim,” ujar Imran saat ditemui, Rabu (25/12/2024).

Kesuksesan ini menjadi bukti bahwa buah Tin, yang sering disebut sebagai simbol keberkahan, dapat menjadi komoditas potensial di Indonesia.

Buah Tin adalah salah satu buah dengan kandungan nutrisi yang kaya. Buah ini mengandung berbagai vitamin, gula alami, serat, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan. Banyak penelitian juga menyebutkan manfaat buah Tin untuk membantu pemulihan berbagai penyakit.

“Buah Tin matang bisa mencapai harga ratusan ribu rupiah per kilogram di Pekanbaru. Ini peluang yang menjanjikan bagi masyarakat untuk membudidayakannya,” tambah Imran. Saat ini, ia telah memasok hasil kebunnya ke dua supermarket besar di Pekanbaru.

Namun, Imran lebih memilih fokus pada kualitas pembesaran pohon dan buah. “Kami tidak ingin terburu-buru memperluas pasar karena ingin menjaga kualitas,” jelasnya.

Menurut Imran, menanam buah Tin tidak memerlukan lahan luas. Bahkan, pohon Tin bisa tumbuh dengan baik di halaman rumah menggunakan polybag atau gardenbag.

“Yang penting adalah media tanam. Gunakan campuran sekam, tanah hitam, dan kotoran kambing yang sudah difermentasi. Sebagai pelindung alami, taburkan sekam mentah di atasnya,” ungkap Imran.

Bagi Anda yang tertarik belajar budidaya buah Tin atau sekadar ingin melihat langsung keindahan buah surga ini, Anda bisa berkunjung ke Green Garden Kebun Tin Pekanbaru yang berlokasi di Jalan Pisang, Libungan, Rumbai Pesisir, Pekanbaru.

Imran juga membuka konsultasi langsung melalui Instagram @kebuntinpekanbaru. “Kami siap berbagi ilmu agar budidaya buah Tin semakin berkembang di Indonesia,” pungkasnya.(***)

Sumber: halloriau