www.riau12.com
Selasa, 14-Oktober-2025 | Jam Digital
15:44 WIB - Evaluasi Penempatan Guru di Kampar, Bupati Ingin Kinerja dan Proses Belajar Lebih Optimal | 15:31 WIB - Harga TBS Sawit Mitra Swadaya Riau Naik, Umur 9 Tahun Capai Rp3.698,50 per Kg | 15:20 WIB - Sharm el-Sheikh Peace Summit: Trump dan Pemimpin Dunia Tandatangani Kesepakatan Bersejarah | 14:53 WIB - Jerat Hukum Oligarki Migas: Kerry Riza Didakwa Perkaya Diri Rp3 Triliun Lewat Proyek Pertamina | 14:52 WIB - Rp3 Miliar untuk Riau: PTPN IV Regional III Buktikan Komitmen Pemberdayaan dan Keberlanjutan | 14:50 WIB - Cabai Bukittinggi Masih Mahal, Pasar Pekanbaru Bergantung pada Pasokan dari Pulau Jawa
 
Minyak Jelantah Diolah Jadi Biofuel Justru Lebih Laku Terserap oleh Pasar Luar Negeri.
Kamis, 06-06-2024 - 15:23:01 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA-- Indonesia memiliki potensi yang luas untuk energi baru dan terbarukan. Salah satunya adalah biofuel, bensin "baru" yang bisa digunakan untuk banyak keperluan mulai dari kebutuhan kendaraan pribadi, hingga industri baik skala kecil dan besar.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Indonesia merupakan negara produsen biofuel terbesar ketiga di dunia. Indonesia berada di bawah Amerika Serikat (AS) dan Brasil.

Sementara, berdasarkan data yang dikemukakan BP Statistical Review of World Energy 2022 menunjukkan Amerika Serikat menjadi negara terbesar di dunia yang memproduksi biofuel dengan produksi 643.000 barel setara minyak per hari (barel oil equivalent per day/BOEPD) di 2021. Kemudian diikuti Brazil sebesar 376.000 BOEPD.

Sebagai informasi, biofuel adalah sebagai bahan bakar nabati (BBN). Bahan bakar ini berasal dari materi yang berasal dari tumbuhan dan hewan, namun lebih cenderung dari tumbuhan salah satunya adalah sawit.

Saat ini Indonesia telah memproduksi BBN dalam bentuk biodiesel dari sawit dan baru-baru ini memproduksi bioetanol dari tebu. Sayangnya, dengan potensi yang ada, serapan bahan baku biofuel lokal di Indonesia justru kecil, lebih laku dijual ke luar negeri.

Dalam jumpa pers dengan PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (Cinema XXI) terkait dengan inisiatif keberlanjutan salah satunya adalah pengolahan sisa minyak jelantah untuk diubah jadi biofuel, Head of Brand & Partnership Tukr Adhi Putra Tawakal menjelaskan, minyak jelantah yang dikumpulkan oleh Tukr justru lebih laku terserap oleh pasar di luar negeri.

"Kami mengumpulkan minyak jelantah saja, kemudian minyak jelantah tadi diambil dari berbagai pihak untuk diolah jadi bahan baku biofuel untuk digunakan di berbagai keperluan seperti kendaraan, mesin pabrik bahkan maskapai penerbangan. Jadi diambil oleh berbagai pihak tidak hanya di Indonesia tapi secara global juga," jelas Adhi ditemui JawaPos.com di Jakarta Pusat, Rabu (5/6).

Adhi melanjutkan, Tukr yang merupakan perusahaan pengumpul minyak jelantah menyebut, setiap bulan, pihaknya mampu mengumpulkan tiga sampai empat ribu ton minyak jelantah dari seluruh operasi mereka secara nasional. Kemudian, minyak jelantah tadi yang merupakan bahan baku dari biofuel banyak dibeli oleh perusahaan-perusahaan luar negeri.

"Industri yang memanfaatkan biasanya perusahaan energi juga. Dan perusahaan energi tadi yang mengolah minyak jelantah jadi biofuel. Jadi, demand-nya memang dari berbagai negara, tapi lebih banyak ke pasar global," lanjut Adhi.

Adhi melanjutkan, serapan dari perusahaan lokal atau kebutuhan untuk pengolahan bioefuel lokal justru kecil. Minyak jelantahnya dikatakan lebih laku terjual ke pasar global seperti Amerika Serikat dan Eropa.

"Setahu saya ke global (lebih besar) karena demand-nya paling besar kesana. Kenapa ke Indonesia belum banyak, ya mungkin karena industrinya belum mature dan penggunaan biofuel yang masih belum matang," tegas Adhi.

Meski demikian, Adhi menyebut, perusahaan pengolahan biofuel lokal tetap ada yang membeli minyak jelantah yang dikumpulkan Tukr. Hanya saja, porsinya tidak sebesar yang dibeli oleh perusahaan-perusahaan asing untuk dikelola di negara mereka.

"Ini mungkin juga terkait kebijakan ekonomi nasional, saya tidak tahu dari sisi pemerintah bagaimana, tapi yang jelas memang lebih banyak keluar," tegas Adhi.

Terkait dengan minyak jelantah dan pengolahannya jadi biofuel, Cinema XXI juga mengklaim berkomitmen untuk berkontribusi terhadap isu keberlanjutan melalui beberapa inisiatif yang memberi dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat. Implementasi program keberlanjutan ini dilakukan secara bertahap oleh perusahaan sebagai langkah untuk mendorong transisi energi, salah satunya adalah biofuel dari minyak jelantah.

Plt Head of Cinema Operations Cinema XXI Ricky Samsoedin mengatakan, sejak November 2023, Cinema XXI melakukan program pengumpulan minyak jelantah melalui kerja sama dengan Tukr, perusahaan Indonesia yang mengoperasikan pengumpulan UCO (Used Cooking Oil) atau minyak jelantah.

"Limbah minyak jelantah dari proses produksi dan bisnis Cinema XXI, oleh TUKR dikumpulkan sebagai pasokan bahan baku produksi biofuel yang lebih ramah lingkungan jika dibandingkan fossil fuel. Secara bertahap, ke depannya seluruh lokasi Cinema XXI akan berpartisipasi untuk pengumpulan minyak jelantah," ujar Ricky.(***)

Sumber: Riaupos.co




 
Berita Lainnya :
  • Minyak Jelantah Diolah Jadi Biofuel Justru Lebih Laku Terserap oleh Pasar Luar Negeri.
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved