Kopi Bisa Jadi Obat Sekaligus Pemicu: Ahli Jelaskan Dua Sisi Kafein terhadap Sakit Kepala
Senin, 10-11-2025 - 11:23:18 WIB
Riau12.com-PEKANBARU – Secangkir kopi di pagi hari mungkin terasa seperti penyelamat bagi banyak orang. Namun, di balik aroma khas dan rasa pahit yang menenangkan, kafein di dalamnya ternyata menyimpan dua sisi berlawanan: bisa menjadi pereda nyeri kepala, sekaligus pemicunya.
Dalam dosis yang tepat, kafein membantu menyempitkan pembuluh darah di otak sehingga mampu meredakan nyeri akibat migrain atau sakit kepala tegang. Namun, jika dikonsumsi berlebihan, kafein justru dapat menimbulkan caffeine overuse headache — kondisi di mana zat yang awalnya membantu malah memperburuk sakit kepala.
“Ketika seseorang mengalami migrain, pembuluh darah di otak melebar. Kafein dalam jumlah cukup dapat menyempitkan pembuluh tersebut sehingga berfungsi sebagai vasokonstriktor dan meredakan nyeri,” jelas Dr Emad Estemalik, ahli saraf di Cleveland Clinic, dikutip dari Times of India, Jumat (7/11/2025).
Penelitian di The Journal of Headache and Pain menunjukkan, sekitar 100–150 miligram kafein — setara dengan satu cangkir kopi kecil — cukup untuk membantu mengurangi bahkan mencegah sakit kepala ringan hingga sedang. Namun, konsumsi berlebihan bisa menimbulkan efek sebaliknya.
“Lebih banyak bukan berarti lebih baik. Jika kafein dikonsumsi terlalu sering, efeknya justru berbalik dan menimbulkan sakit kepala,” lanjut Dr Estemalik. “Bukan hanya dari kopi, tetapi juga dari minuman energi, teh, dan minuman bersoda berkafein.”
Hal serupa disampaikan Dr Katy Munro dari National Migraine Centre, yang memperingatkan bahwa menghentikan kafein secara mendadak juga berisiko menimbulkan sakit kepala akibat withdrawal atau putus kafein. Ia menyarankan agar konsumsi kopi dilakukan secara teratur namun terbatas, serta dihindari pada sore atau malam hari karena dapat mengganggu kualitas tidur.
Meski efektif untuk sakit kepala tegang dan migrain, kafein tidak bekerja pada semua jenis nyeri kepala. “Untuk cluster headache dan sakit kepala sinus, mekanismenya berbeda. Kafein tidak memberikan efek yang sama karena penyebabnya bukan pelebaran pembuluh darah,” ujar Estemalik.
Kafein memang memiliki reputasi sebagai ‘penolong cepat’, namun para ahli menegaskan bahwa minuman berkafein tidak boleh dijadikan pengganti pemeriksaan medis. Sakit kepala yang berlangsung lama, semakin parah, atau sering kambuh tetap perlu dikonsultasikan kepada tenaga kesehatan.
Pada akhirnya, secangkir kopi bisa menjadi sahabat atau lawan, tergantung bagaimana seseorang mengonsumsinya. Seperti banyak hal dalam hidup, keseimbangan adalah kuncinya — bahkan untuk sesuatu sesederhana menyeruput kopi pagi.
Komentar Anda :