www.riau12.com
Senin, 29-April-2024 | Jam Digital
11:19 WIB - Dipersiapkan Jadi Duta Promosi Kampar, 24 Bujang dan Dara Ikuti Masa Karantina | 10:57 WIB - Timnas Indonesia Cetak Sejarah, Taklukan Korsel di Adu Penalti | 09:47 WIB - Berhadia 55 Juta, KPU Riau Buka Sayembara Pembuatan Maskot dan Jinggke Untuk Pilgubri: Catat Tanggal | 09:32 WIB - Berakhir Tragis, Pria Israel Terluka Usai Tendang Bendera Palestina | 08:44 WIB - Harga TBS Sawit Riau Mitra Swadaya Naik, Mitra Plasma Turun | 08:22 WIB - Harga Barang Keperluan Pokok Masih Cukup Tinggi, Bawang Merah Capai Rp.50.000 per Kilogram
 
Meski Belum Tebus 4%, Analisis Politik Lihat Lonjakan Suara PSI Sangat Tidak Lazim
Senin, 04-03-2024 - 10:14:26 WIB

TERKAIT:
   
 

Riau12.com-JAKARTA - Analis Sosial Politik Karyono Wibowo melihat lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sangat tidak lazim meskipun belum menembus angka empat persen. Namun pola kenaikan suara itu tidak lazim jika melihat data yang telah masuk ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebanyak 65 persen.

"Tetapi, jika melihat pola loncatnya tidak lazim karena data masuk ke data realcount KPU sudah mencapai 65, 80 persen," ungkapnya dalam keterangannya, Minggu (3/3/2024).

Ia pun menilai wajar apabila banyak pihak yang mempertanyakan lonjakan suara PSI meskipun hal itu bisa dijelaskan bahwa hal itu terjadi karena ada kumulatif masuknya suara dari tempat pemungutan suara (TPS) yang menjadi basis pendukung PSI ke dalam tabulasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap).

Sebagai informasi, hingga Minggu (3/3/2024) pukul 20.00 WIB, berdasarkan hasil hitung KPU melalui laman pemilu2024.kpu.go.id, PSI memperoleh suara sebanyak 3,13 persen. PSI dipilih sebanyak 2.403.483 orang.

Karyono menilai KPU dan lembaga Survei wajib diaudit apabila perolehan suara PSI lolos ambang batas parlemen. Menurutnya, hal itu diperlukan untuk menjamin kredibilitas lembaga.

Karyono menyebut apabila PSI mendapatkan suara di atas empat persen maka patut diduga ada yang tidak beres dari perbedaan data baik itu dari lembaga survei atau KPU.

"Jika nanti benar terjadi suara PSI mencapai ambang batas 4 persen maka bisa menimbulkan kekacauan dan rakyat tidak percaya kepada lembaga survei dan KPU,” ujar Karyono.

Direktur Eksekutif Indonesian Public Institute itu menyebut hasil hitung cepat selalu presisi dengan hasil hitung KPU. Artinya, selisih antara kedua hasil itu sangat tipis dengan angka maksimal satu persen.

"Perolehan suara PSI versi quick count paling tinggi 2,8, katakanlah naik 1 persen itu baru 3,8 persen jadi tidak sampai 4 persen,” pungkasnya, seperti yang dilansir dari, seperti yang dilansir dari sindonews. (*)

Sumber: halloriau.com



 
Berita Lainnya :
  • Meski Belum Tebus 4%, Analisis Politik Lihat Lonjakan Suara PSI Sangat Tidak Lazim
  •  
    Komentar Anda :

     
     
     
     
    TERPOPULER
    1 Anak SMA ini Mengaku Dengan "OM" atau "Pacar" Sama Enaknya, Simak Pengakuannya
    2 Azharisman Rozie Lolos Tujuh Besar Seleksi Sekdaprov Riau, 12 Orang Gugur
    3 Tingkatkan Pelayanan dan Tanggap dengan pengaduan masyarakat
    Lusa, Camat Bukit Raya Lauching Forum Diskusi Online
    4 Pemko Pekanbaru Berlakukan Syarat Jadi Ketua RT dan RW Wajib Bisa Operasikan Android
    5 Inilah Pengakuan Istri yang Rela Digarap 2 Sahabat Suaminya
    6 Astagfirullah, Siswi Di Tanggerang Melahirkan Di Tengah Kebun Dan Masih Memakai Seragam
    7 Lima Negara Ini Di cap memiliki Tingkat Seks Bebas Tertinggi
    8 Selingkuh, Oknum PNS Pemprov Riau Dipolisikan Sang Istri
    9 Langkah Cepat Antisipasi Banjir, PU Bina Marga Pekanbaru Lakukan Peremajaan Parit-parit
    10 Dosen Akper Mesum Dengan Mahasiswinya di Kerinci Terancam Dipecat
     
    Pekanbaru Rohil Opini
    Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
    © 2015-2022 PT. Alfagaba Media Group, All Rights Reserved