Akademi Basolang Gelar Ekspedisi Budaya di Desa Betung, Dorong Pelestarian Tradisi Melayu Petalangan Selasa, 04/11/2025 | 14:55
Riau12.com-PANGKALAN KERINCI – Akademi Basolang menggelar ekspedisi budaya ke Desa Betung, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, pada 1–2 November 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenal dan mengeksplorasi lebih dalam kebudayaan Melayu Petalangan yang masih hidup di kawasan pedalaman Riau.
Sebanyak seratus peserta, mayoritas mahasiswa, ikut serta dalam kegiatan tersebut. Selama ekspedisi, mereka menyaksikan langsung kehidupan dan tradisi masyarakat Petalangan, termasuk prosesi Basolang atau gotong royong warga, serta makan bersama dengan sajian khas seperti ikan selais asap, ayam kampung, dan aneka lalapan tradisional.
Puncak kegiatan ditandai dengan pertunjukan pengobatan tradisional Badeo, salah satu warisan budaya Petalangan yang masih lestari hingga kini. Ritual pengobatan ini menggunakan alat musik kemantan dan pebayu, dimainkan oleh pelaksana ritual dalam suasana sakral.
Selain mengikuti kegiatan budaya, tim Akademi Basolang juga melakukan pendokumentasian berbagai alat hidup masyarakat Petalangan, seperti gantang, sukat, dan bakul. Dokumentasi ini diharapkan menjadi upaya pelestarian di tengah arus modernisasi yang kian kuat.
Direktur Akademi Basolang, Robi, mengatakan ekspedisi ini bukan sekadar kunjungan budaya, tetapi bagian dari langkah konkret untuk mendorong revitalisasi warisan Melayu Petalangan. Ia menilai perlu adanya kebijakan hukum dan pendidikan yang berpihak pada pelestarian tradisi lokal.
“Harus ada peraturan desa atau perda yang secara khusus mengatur pelestarian budaya Melayu Petalangan. Selain itu, penting dilakukan inventarisasi budaya Petalangan agar tidak punah, serta menjadikannya muatan lokal di sekolah-sekolah dari SD hingga SMA agar generasi muda mengenal nilai-nilainya sejak dini,” ujar Robi.
Robi juga menyoroti kondisi Balai Putih Gunjung Laut, balai adat Petalangan di kawasan Danau Betung yang kini terbengkalai. Ia mendesak pemerintah daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, untuk segera melakukan rehabilitasi bangunan tersebut.
“Langkah strategis berikutnya adalah audiensi dan advokasi ke Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Pariwisata, agar segera merevitalisasi kawasan Danau Betung yang menjadi pusat budaya Petalangan. Itu tanggung jawab mereka,” tegasnya.
Kepala Desa Betung, Darman, S.E., menyambut positif kegiatan tersebut. Ia berharap ekspedisi Akademi Basolang dapat menjadi momentum untuk meningkatkan perhatian pemerintah terhadap pelestarian budaya Melayu Petalangan.
“Kami berterima kasih atas perhatian Akademi Basolang. Semoga kegiatan ini bisa membangkitkan kesadaran masyarakat dalam menjaga warisan budaya,” ujarnya.
Melalui ekspedisi ini, Akademi Basolang berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga budaya Melayu Petalangan dapat tumbuh lebih kuat. Dengan begitu, tradisi yang menjadi identitas masyarakat Riau ini dapat terus hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya.