Riau12.com-SIAK SRI INDRAPURA – Malam yang semula diwarnai canda dan tawa berubah menjadi tragedi berdarah. Dua pria yang bersahabat di Kecamatan Tualang, Kabupaten Siak, Riau, terlibat cekcok hebat hingga satu di antaranya tewas mengenaskan.
Kasus pembunuhan ini menggemparkan warga Kampung Perawang Barat dan diungkap Polres Siak dalam konferensi pers di Gedung Endra Dharma Laksana, Jumat (31/10/2025). Pelaku, Ikhsan, 44 tahun, kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya atas tewasnya sang sahabat, Novrianto, 39 tahun, warga Pekanbaru yang sehari-hari bekerja di Tualang.
Jasad korban ditemukan terbungkus terpal di kebun sawit, hanya beberapa meter dari rumah pelaku. Polisi mencium kejanggalan setelah istri pelaku melapor adanya bau menyengat dan bercak darah di sekitar rumah.
Hasil autopsi menunjukkan korban mengalami luka parah di kepala dan leher akibat sayatan benda tajam. Kasubbid Dokpol Polda Riau, Supriyanto, menjelaskan, "Korban meninggal karena kekerasan benda tajam di kepala dan leher. Tubuhnya sudah mulai membusuk ketika ditemukan."
Motif pembunuhan ini terbilang tragis karena bermula dari hal sepele. Berdasarkan hasil penyidikan, pelaku dan korban merupakan teman dekat yang berkenalan lewat aplikasi MiChat dan kerap menghabiskan waktu bersama, terutama saat menenggak tuak di rumah pelaku.
Pertengkaran terjadi karena korban mematikan hotspot pelaku dengan alasan kuota habis. Dalam kondisi mabuk, pelaku merasa dibohongi dan terhina. Kasatreskrim Polres Siak menjelaskan, "Pelaku kesal karena korban masih bisa menonton video, padahal bilang kuotanya habis. Dari situ, pelaku yang dalam pengaruh alkohol mulai emosi."
Amarah yang semula kecil berubah menjadi bencana. Dalam kondisi kalap, pelaku mengambil parang dari dapur, membacok kepala korban, lalu menyeret tubuhnya ke kebun sawit di belakang rumah sebelum membungkusnya dengan terpal.
Yang lebih mengerikan, sebelum insiden terjadi, keduanya sempat terlibat perbuatan asusila yang dimulai oleh pelaku sendiri. Polisi mengungkap pelaku menyuruh korban melakukan perbuatan tidak senonoh terhadap istrinya beberapa jam sebelum pembunuhan. "Dari situ timbul konflik batin dan rasa marah yang kemudian meledak," ujar penyidik.
Kasus ini menjadi potret kelam kerusakan moral dan dampak sosial alkohol di kalangan masyarakat bawah. Persahabatan yang dibangun atas dasar kesenangan sesaat berakhir dengan hilangnya nyawa.
Kapolres Siak, AKBP Eka Ariandy Putra, menegaskan bahwa penyidik telah menahan pelaku dan menjeratnya dengan pasal pembunuhan berencana. "Pelaku sudah kami amankan. Ancaman hukumannya maksimal penjara seumur hidup," katanya.
Tragedi ini menyisakan luka bagi masyarakat Tualang. Bukan hanya karena nyawa yang melayang, tetapi juga karena nilai kemanusiaan yang kian memudar di tengah masyarakat yang terjebak dalam lingkaran alkohol, kemiskinan, dan amarah tak terkendali.