Penyaluran KUR di Riau Hingga September 2025 Capai Rp7,23 Triliun, Kampar Paling Dominan Selasa, 28/10/2025 | 14:11
Riau12.com-Pekanbaru – Hingga September 2025, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Provinsi Riau tercatat sebesar Rp7,23 triliun, yang disalurkan kepada 85.857 debitur. Meski demikian, terjadi kontraksi penyaluran sebesar 6,52 persen dan kontraksi jumlah debitur sebesar 7,63 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Riau, Heni Kartikawati, menyampaikan bahwa rata-rata penyaluran KUR per debitur mencapai Rp84,20 juta. “Kinerja penyaluran KUR sampai dengan September mencapai 72,46 persen dari plafon KUR tahun 2025 untuk Provinsi Riau, dengan realisasi debitur 78,28 persen dari target,” ungkapnya dalam kegiatan rilis data belum lama ini.
Heni menjelaskan, penyaluran KUR tertinggi dan jumlah debitur terbanyak berada di Kabupaten Kampar. Dari sisi penyalur, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mendominasi dengan menyalurkan Rp4,70 triliun kepada 69.437 debitur atau 65,08 persen dari total realisasi KUR di Riau.
Selain KUR, penyaluran Kredit Ultra Mikro (UMi) juga tercatat. Sampai dengan September 2025, realisasinya mencapai Rp207,44 miliar kepada 33.302 debitur. Kontraksi penyaluran tercatat sebesar 2,77 persen, sementara kontraksi debitur sebesar 10,19 persen secara year on year. Rata-rata penyaluran UMi per debitur sebesar Rp6,23 juta, dengan kinerja penyaluran 85,30 persen dari target dan realisasi debitur mencapai 72,39 persen.
Menurut Heni, kontraksi penyaluran KUR dan UMi terjadi karena literasi dan akses masyarakat terkait kedua program tersebut belum maksimal. “Literasi dan aksesnya belum menjangkau masyarakat yang akan menggunakan KUR dan UMi. Ini membuat mereka berpikir aksesnya tidak gampang, harus melengkapi dokumen, termasuk isu perbankan yang mengetatkan analisanya,” jelas Heni.
Ia berharap pemerintah dan perbankan dapat meningkatkan sosialisasi terkait penyaluran KUR dan UMi serta persyaratan administrasi, sehingga lebih banyak masyarakat yang bisa memanfaatkan kredit produktif ini. “Dengan literasi yang lebih baik, lebih banyak masyarakat yang dapat merasakan manfaat dari KUR dan UMi,” pungkasnya.