Fenomena Memudar: Mengapa Orang Dewasa Kehilangan Teman Lebih Banyak Dibandingkan Masa Muda Sabtu, 25/10/2025 | 13:08
Riau12.com-Banyak orang dewasa merasakan bahwa lingkaran pertemanan mereka semakin mengecil seiring bertambahnya usia. Fenomena ini ternyata bukan sekadar perasaan, melainkan telah terbukti secara ilmiah.
Survei terbaru yang dilakukan Talker Research terhadap 2.000 orang dewasa di Amerika Serikat menemukan bahwa sekitar tujuh dari sepuluh responden merasa semakin sulit memiliki teman dekat seiring bertambahnya usia. Rata-rata responden kini hanya memiliki tiga hingga empat teman dekat, dan mereka kehilangan hampir satu sahabat setiap tahun. Dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir, mereka memperkirakan telah kehilangan kontak dengan sekitar sembilan teman baik.
Fenomena ini terjadi di hampir semua kelompok usia, namun paling banyak dialami oleh Generasi Z. Generasi ini rata-rata kehilangan 10 teman dalam 10 tahun terakhir, sementara baby boomer hanya kehilangan sekitar 7,7 teman. Survei juga menunjukkan bahwa pria cenderung lebih banyak kehilangan teman dibandingkan wanita. Dalam satu dekade terakhir, pria kehilangan rata-rata 9,6 teman, sedangkan wanita sekitar 7 hingga 8 teman.
Salah satu penyebab utama memudarnya pertemanan adalah jarak geografis. Perpindahan kota, perubahan pekerjaan, atau jalur hidup yang berbeda kerap membuat komunikasi menjadi renggang. "Bertambahnya jarak sering kali menjadi awal dari hilangnya koneksi emosional," tulis laporan tersebut. Selain jarak, perubahan fase kehidupan, seperti menikah, memiliki anak, hingga pergantian karier, juga turut berperan. Prioritas hidup yang berubah membuat ruang sosial semakin terbatas.
Kurangnya inisiatif komunikasi juga menjadi faktor penting. Sebanyak 25 persen responden menyalahkan keterbatasan waktu, sementara 22 persen menyebut perbedaan nilai hidup sebagai penyebab utama memudar pertemanan. Generasi milenial lebih sering kehilangan teman karena perbedaan nilai dan pandangan hidup, sedangkan baby boomer lebih banyak disebabkan jarak geografis.
Kylie Sligar, psikolog klinis dan pendiri All in Bloom Therapy, menjelaskan bahwa kesulitan membangun pertemanan baru di usia dewasa adalah hal yang wajar. "Menjalin pertemanan di masa dewasa menantang karena tidak banyak kesempatan alami untuk bertemu orang baru seperti saat masih sekolah atau kuliah," katanya. Ia menambahkan, kehidupan modern yang semakin digital membuat banyak orang sulit membangun koneksi yang nyata.
Meski lingkaran sosial semakin kecil, hal ini bukan berarti buruk. Sebaliknya, pertemanan yang tersisa cenderung lebih tulus, stabil, dan bermakna. "Kualitas koneksi jauh lebih berharga daripada banyaknya jumlah teman," jelas Kylie.
Survei Talker Research mencatat beberapa alasan utama orang dewasa kehilangan teman, antara lain: jarak geografis (50 persen), transisi fase kehidupan (48 persen), teman berhenti menghubungi (40 persen), saya berhenti menghubungi (35 persen), keterbatasan waktu (25 persen), perubahan nilai hidup (22 persen), dan alasan lainnya (8 persen).
Fenomena menyusutnya lingkaran pertemanan ini menunjukkan bahwa meski jumlah teman berkurang seiring waktu, kualitas hubungan yang tersisa menjadi lebih berharga dan bermakna bagi kehidupan dewasa.