Trump Jatuhkan Sanksi ke Raksasa Minyak Rusia, Putin Balas Tegas: Barat Akan Rugi Sendiri Jumat, 24/10/2025 | 14:36
Riau12.com-MOSKOW – Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras langkah Amerika Serikat yang kembali menjatuhkan sanksi terhadap dua perusahaan minyak terbesar Rusia, Rosneft dan Lukoil. Sanksi tersebut diumumkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump pada Kamis, 23 Oktober 2025, sebagai bagian dari upaya menekan Kremlin untuk menghentikan perang di Ukraina.
Langkah itu disebut sebagai perubahan besar dalam kebijakan Trump, yang sebelumnya berencana bertemu dengan Putin di Budapest untuk membahas inisiatif perdamaian. Namun, alih-alih diplomasi, Washington justru menempuh jalur tekanan ekonomi.
Dalam pernyataannya, Putin menegaskan bahwa Rusia tetap menjadi pemain penting dalam pasar energi global. Ia memperingatkan bahwa pengurangan drastis pasokan minyak dari Rusia akan memicu lonjakan harga dunia dan justru merugikan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.
“Ini, tentu saja, adalah upaya untuk menekan Rusia. Namun tidak ada bangsa yang menghargai dirinya sendiri akan tunduk di bawah tekanan,” kata Putin, dikutip dari Reuters, Jumat (24/10).
Sanksi baru tersebut langsung mengguncang pasar global. Beberapa perusahaan minyak milik negara Tiongkok dikabarkan menangguhkan sementara pembelian minyak dari Rusia. Sementara itu, kilang-kilang di India, yang selama ini menjadi salah satu pembeli utama minyak Rusia lewat jalur laut, dilaporkan akan memangkas impor secara signifikan.
Dampak langsungnya terasa di pasar komoditas internasional. Harga minyak dunia melonjak hingga lima persen hanya dalam hitungan jam setelah pengumuman sanksi oleh Trump. Analis memperkirakan gejolak harga bisa berlanjut apabila Rusia benar-benar membatasi ekspor minyaknya ke pasar Asia dan Eropa.
Meski tekanan ekonomi terhadap Rusia belum terlihat signifikan dalam waktu dekat, langkah ini dinilai sebagai sinyal kuat dari Trump bahwa Washington serius menekan sumber keuangan Kremlin. Langkah tersebut juga dianggap sebagai bagian dari strategi untuk memaksa Moskow menuju meja perundingan setelah lebih dari tiga tahun konflik di Ukraina.
Menanggapi pernyataan Putin yang menilai sanksi itu tidak akan berdampak besar, Trump menanggapinya dengan nada menantang. “Saya senang dia berpikir begitu. Baiklah, kita lihat saja enam bulan dari sekarang,” ujar Trump kepada wartawan di Gedung Putih.
Pengamat menilai, kebijakan sanksi terhadap sektor energi Rusia bisa menjadi titik balik baru dalam hubungan kedua negara. Di satu sisi, AS berusaha menunjukkan kekuatan dan komitmennya terhadap Ukraina. Namun di sisi lain, kebijakan ini juga berpotensi memperburuk ketegangan geopolitik dan menimbulkan dampak domino terhadap stabilitas ekonomi global.
Putin menutup pernyataannya dengan nada tegas, menegaskan bahwa Rusia tidak akan menyerah pada tekanan politik dan ekonomi. “Rusia telah menghadapi banyak tantangan sebelumnya, dan kami selalu bangkit. Dunia akan melihat siapa yang sebenarnya lebih siap menghadapi krisis ini,” ujarnya.