Stadion Utama Riau Telan Rp4 Miliar per Tahun, PAD Hanya Rp200 Juta: Aset Mewah Jadi Beban Daerah Selasa, 21/10/2025 | 14:40
Riau12.com-PEKANBARU – Stadion Utama Riau yang berdiri megah di Jalan Naga Sakti, Kota Pekanbaru, hingga kini masih menjadi beban berat bagi keuangan daerah. Meski dibangun dengan dana besar mencapai Rp1,2 triliun, aset olahraga terbesar di Provinsi Riau itu justru belum mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Anggota Komisi III DPRD Provinsi Riau, Abdullah, mengungkapkan bahwa hingga tahun 2025, Stadion Utama Riau menelan biaya operasional sekitar Rp4 miliar setiap tahunnya. Namun, pemasukan yang diperoleh dari pengelolaan stadion tersebut hanya berkisar antara Rp100 juta hingga Rp200 juta per tahun.
“Aset ini seharusnya bisa menjadi sumber PAD, bukan justru membebani APBD. Karena pengeluarannya saja sudah mencapai Rp4 miliar, sedangkan pemasukannya cuma sekitar Rp200 jutaan dari catatan tahun 2024,” ujar Abdullah, Selasa (21/10/2025).
Ia menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau, melalui Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Riau, perlu segera mengambil langkah konkret agar pengelolaan Stadion Utama Riau bisa lebih produktif dan efisien.
“Kalau Pemprov tidak sanggup mengelolanya sendiri, maka bisa menggunakan skema lain seperti penyewaan atau kerja sama bagi hasil dengan pihak ketiga. Banyak daerah lain yang sudah menerapkan hal seperti itu,” jelasnya.
Menurut Abdullah, kerja sama dengan pihak ketiga bisa menjadi solusi realistis agar beban biaya pemeliharaan stadion tidak sepenuhnya ditanggung oleh APBD Riau. Dengan begitu, anggaran yang selama ini tersedot untuk operasional stadion dapat dialihkan untuk sektor lain yang lebih mendesak.
“Kalau dikelola pihak ketiga dengan sistem bagi hasil, setidaknya kita bisa menghemat anggaran dan tetap memiliki manfaat dari aset tersebut,” ujarnya.
Politisi asal Bengkalis itu menegaskan bahwa opsi menjual aset bukanlah solusi yang dapat diterima. Selain nilai historis dan strategisnya, Stadion Utama Riau juga merupakan simbol kebanggaan masyarakat Riau.
“Kalau dijual tentu kami tidak setuju. Stadion ini dibangun dengan uang rakyat yang jumlahnya sangat besar, mencapai Rp1,2 triliun. Jadi tidak bisa begitu saja dilepaskan,” tegasnya.
Ia berharap Pemprov Riau segera mengambil langkah cepat agar aset tersebut tidak terus menjadi beban keuangan daerah. Abdullah juga mendorong adanya audit menyeluruh terhadap efektivitas penggunaan anggaran di Stadion Utama Riau, termasuk potensi pendapatan yang belum dioptimalkan.
“Kalau dibiarkan terus begini, setiap tahun kita tekor. Harus ada inovasi dan keberanian untuk membuka peluang kerja sama agar stadion ini bisa kembali hidup dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya.