Harapan Perdamaian Muncul, Sandera Gaza Dijadwalkan Dibebaskan dalam Beberapa Hari Sabtu, 11/10/2025 | 13:39
Riau12.com-Gaza – Puluhan ribu warga Palestina mulai kembali ke wilayah utara Jalur Gaza pada Jumat, 10 Oktober 2025, menyusul diberlakukannya gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat. Kesepakatan ini menumbuhkan harapan besar akan berakhirnya perang dua tahun antara Israel dan Hamas, sekaligus memulai proses pembebasan sandera yang tersisa.
Dalam perjanjian tersebut, semua sandera dijadwalkan dibebaskan dalam beberapa hari mendatang. Namun, muncul pertanyaan penting mengenai siapa yang akan memerintah Gaza setelah pasukan Israel mundur secara bertahap, dan apakah Hamas bersedia melucuti senjatanya, sesuai permintaan Presiden AS Donald Trump dalam rencana gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Gaza harus “didemiliterisasi” agar perdamaian dapat bertahan lama. Ia memperingatkan, jika Hamas menolak menyerahkan senjatanya, Israel bisa melanjutkan serangan. “Jika ini dicapai dengan cara mudah – biarlah. Jika tidak, akan dicapai dengan cara yang sulit,” kata Netanyahu, Jumat, dikutip dari Associated Press.
Perang yang dimulai sejak serangan Hamas ke Israel pada 2023 telah menewaskan puluhan ribu warga Palestina. Sekitar 90 persen dari dua juta penduduk Gaza terpaksa mengungsi berkali-kali. Kini, banyak dari mereka kembali hanya untuk menemukan reruntuhan di lokasi rumah mereka sebelumnya.
Militer Israel mengonfirmasi bahwa gencatan senjata mulai berlaku Jumat pagi. Sebanyak 48 sandera yang tersisa – 20 di antaranya diyakini masih hidup – dijadwalkan dibebaskan pada Senin mendatang. Sementara itu, tembakan yang sempat terdengar di beberapa wilayah Gaza mulai mereda setelah pengumuman tersebut.
PBB mengumumkan telah memperoleh izin dari Israel untuk mulai mengirimkan bantuan dalam jumlah besar ke Gaza mulai Minggu. Bantuan mencakup sekitar 170.000 ton pasokan yang disiapkan di Yordania dan Mesir. Sebelumnya, PBB hanya mampu menyalurkan sekitar 20 persen dari kebutuhan bantuan akibat pembatasan militer Israel.
Gencatan senjata ini menandai langkah awal menuju pemulihan di Gaza, sekaligus membuka peluang bagi proses perdamaian yang lebih stabil setelah dua tahun konflik berkepanjangan.