Inflasi Riau Naik Jadi 5,08 Persen, Pemprov Bergerak Cepat Gelar Operasi Pasar Bersama BI Senin, 06/10/2025 | 16:00
Riau12.com-PEKANBARU -Angka inflasi di Provinsi Riau kembali menjadi sorotan nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Riau pada September 2025 mencapai 5,08 persen secara year-on-year (y-on-y) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 111,17. Angka tersebut menjadikan Riau sebagai provinsi dengan inflasi tertinggi kedua di Indonesia, setelah Sumatera Utara yang mencapai 5,32 persen dengan IHK 111,11.
Daerah penyumbang inflasi tertinggi di Riau terjadi di Tembilahan, dengan laju inflasi mencapai 6,34 persen. Tingginya inflasi ini langsung menjadi perhatian Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yang menggelar rapat koordinasi virtual bersama seluruh pemerintah daerah se-Indonesia, termasuk Pemprov Riau, pada Senin (6/10/2025).
“Iya, inflasi Riau terindikasi sangat tinggi, yakni 5,08 persen. Faktor utama penyumbang inflasi adalah cabai merah,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Riau, Syahrial Abdi, usai mengikuti rapat virtual bersama Irjen Kemendagri.
Syahrial menjelaskan, kondisi tersebut tidak hanya dialami Riau. Sekitar 60 persen daerah di Indonesia juga mengalami tekanan harga serupa, terutama dari kelompok bahan pangan. Namun, ia mengakui bahwa laju inflasi Riau saat ini menjadi salah satu yang paling tinggi di Tanah Air.
“Memang paling tinggi itu kita,” ungkap Syahrial yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Riau.
Untuk mengendalikan harga dan menekan inflasi, Pemprov Riau segera melakukan langkah cepat. Syahrial menyebut, pemerintah telah menggelar rapat bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) guna mempersiapkan operasi pasar murah di sejumlah wilayah.
“Mulai Selasa besok, kita akan melakukan intervensi di daerah agar harga bahan pokok bisa di bawah harga pasar melalui operasi pasar. Disperindagkop UKM serta Dinas Pangan Riau akan turun langsung ke lapangan,” jelasnya.
Selain pemerintah daerah, Bank Indonesia (BI) juga berkomitmen mendukung program pengendalian inflasi tersebut. Beberapa komoditas yang menjadi fokus operasi pasar antara lain cabai merah, bawang merah, dan daging ayam.
“Kemarin BI juga sudah komit untuk sama-sama melakukan operasi pasar murah, karena termasuk ayam, bawang merah dan lainnya juga perlu dilakukan intervensi,” tambahnya.
Sebagai informasi, inflasi Riau pada September 2025 tercatat sebesar 1,11 persen (month-to-month), 3,92 persen (year-to-date), dan 5,08 persen (year-on-year), dengan IHK sebesar 111,17.